Managing Director Sustainability and Stakeholder Engagement Sinar Mas Agribusiness and Food (Sinar Mas) Agus Purnomo menjelaskan, pemangkasan PE CPO itu bisa menjadi solusi jangka pendek untuk menaikkan daya saing CPO Indonesia di pasar internasional, seperti India. Sedangkan untuk pasar Eropa, arahnya pada perdebatan mengenai sustainability.

“Memang belum di-banned, tapi citra CPO kita di Eropa sudah negatif. Itu kenyataan. Agak berat meyakinkan orang bahwa kita tidak sejelek mereka tuduh. Soal penurunan tarif pungutan, 80% ekspor produk CPO Sinar Mas sudah berupa produk turunan. Yang jelas, pemangkasan itu menambah daya saing sawit Indonesia,” kata Agus.

Sedangkan Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga menyarankan, sebaiknya besaran pungutan CPO tetap, yang dipangkas itu seharusnya pungutan atas ekspor turunan minyak sawit, seperti RBDPO, olein, dan stearin.

“Kalau tidak, peluang pasar kita akan dinikmati Malaysia. Malaysia akan semakin banyak mengekspor produk turunan, sedangkan kita kalah bersaing,” kata Sahat.

 

Sumber: Id.beritasatu.com