ICOPE 2018 menjadi ruang bagi pelaku usaha, akademisi, peneliti, dan kalangan NGO untuk mencari solusi bagi praktik sawit berkelanjutan.

International Conference on Palm Oil and Environment(ICOPE) diinisiasi tiga lembaga berbeda yaitu Sinarmas Agribusiness and Food, CIRAD, dan WWF, sukses digelar pada 25 – 27 April 2018, di Nusa Dua, Bali. Tahun ini, ICOPE ke-6 mengusung tema “Embracing Sustainable Palm Oil : Solutions for Local Production and Global Change yang bertujuan untuk mencari solusi terhadap perubahan global dari tren atau risiko negatif saat ini, dengan tetap mendukung usaha para petani dan meningkatkan kesejahteraan.

Konferensi internasional (ICOPE) yang dimulai sejak 10 tahun lalu melibatkan institusi dengan keahlian dan latar belakang berbeda. Pada kesempatan itu, lebih dari 400 peserta dari 30 negara turut hadir untuk berdiskusi dan berbagi pengalaman mencari solusi melalui sains dan teknologi yang diharapkan mampu mendorong keberlanjutan industri kelapa sawit.

Konferensi yang secara resmi dibuka Menteri koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjadi ruang berkumpulnya para akademisi, ilmuwan, pemerintah, lembaga keuangan, pelaku industri kelapa sawit dan lembaga swadaya masyarakat untuk mengkolaborasikan gagasan yang konstruktif untuk peningkatan atau pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dan mampu menyejahterakan masyarakat.

Chairman ICOPE 2018, J.P Caliman, menegaskan ICOPE telah mendapatkan pengakuan global dalam komunitas ilmiah sebagai sumber daya yang berguna dan tidak bias berkaitan dengan produksi minyak sawit dan keberlanjutan. ICOPE, satu-satunya konferensi internasional yang didedikasikan untuk kelapa sawit dan lingkungan dengan mengundang peserta dengan berbagai latar belakang.

“ICOPE digagas oleh tiga lembaga untuk tujuan mencapai keberlanjutan industri kelapa sawit, bersemangat untuk bekerja dalam kolaborasi, dan merengkuh kepercayaan dalam sains,” ujarnya.

Kendati ketiga mitra yakni WWF-Indonesia, CIRAD-France, dan Sinar Mas Agribusiness and Food merupakan lembaga dengan latar belakang berbeda namun mempunyai tujuan sama yaitu mewujudkan industri sawit berkelanjutan. Sementara, WWF berperan dalam mengidentifikasi isu-isu lingkungan dan mengadvokasi solusi, CIRAD memvalidasi relevansi ilmiah dan ketahanan solusi, dan Sinar Mas Agribusiness and Food menguji kelayakan operasional solusi.

Keberhasilan ICOPE dalam perkembangannya tidak lepas dari dukungan berkelanjutan dari pemerintah Indonesia. Di masa mendatang diharapkan mendapatkan lebih banyak lagi partisipasi dari pemerintahan. Tidak hanya dukungan yang konsisten dari pemerintah, ICOPE juga didukung beberapa badan sertifikasi seperti RSPO dan ISPO.

Franky O. Widjaja selaku Chairman and CEO, Sinar Mas Agribusiness and Food, menyampaikan ICOPE 2018 bertujuan membahas masa depan industri kelapa sawit. Komunitas global semakin mempertanyakan sektor kelapa sawit atas kemampuannya untuk menghentikan deforestasi, menjadi sumber mata pencaharian bagi masyarakat dan berkontribusi untuk memberi makan populasi dunia yang terus tumbuh secara berkelanjutan.

 

Sumber: Sawitindonesia.com