BOGOR – Bahan baku plastik konvensional yang berasal dari minyak bumi ataupun gas alam memiliki persediaan yang terbatas, karena merupakan sumber daya yang tidak terbarukan. Penggunaan plastik konvensional sebagai bahan kemasan menyebabkan berbagai masalah.

Kemampuannya yang rendah untuk terdegradasi secara alami menimbulkan pencemaran lingkungan. Hal ini mendorong berkembangnya penggunaan biodegradable plastics, salah satunya pati termoplastik sebagai kemasan alternatif ramah lingkungan.

Sabrina Manora Indriyani dan Farah Fahma dari Departemen Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor (IPB) melakukan riset tentang aplikasi nanofiber tandan kosong kelapa sawit (TKKS) sebagai reinforcement agent pada komposit thermoplastic starch-polivinil alkohol (TPS-PVA).

Farah mengatakan, termoplastik merupakan plastik yang dilunakkan berulang kali dengan menggunakan panas dan akan mengeras bila dingin. Pati bukan termoplastik yang sebenarnya, namun adanya bahan pemlastis, pemanasan dan proses mekanik akan memecah struktur semikristalinnya. Kondisi tersebut memungkinkan pati untuk diproses menjadi termoplastik.

“Pati merupakan bahan baku termoplastik yang dapat terdegradasi secara alami sehingga aman bagi lingkungan. Penambahan polivinil alkohol, gliserol serta nanofiber selulosa sebagai reinforcement agent menghasilkan film komposit dengan sifat fisik dan mekanis yang baik. Bahan komposit umumnya terdiri dari dua atau lebih bahan yang berbeda, yaitu bahan pengisi atau penguat (reinforcement) dan bahan pengikat yang disebut matriks,” ujarnya, Sabtu (30/9/2017).

Ia menambahkan, selulosa merupakan serat yang melimpah di alam, kuat dan dapat terdegradasi secara alami. Selulosa dapat diperoleh dari berbagai sumber serat alami, salah satunya adalah TKKS yang merupakan limbah dari industri kelapa sawit.

“TKKS diketahui mengandung selulosa yang cukup tinggi yaitu sebesar 44,4%, sehingga selulosa dari TKKS berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai reinforcement agent pada komposit pati termoplastik serta meningkatkan nilai tambah TKKS,” tambahnya.

Hasil penelitian menunjukkan penambahan nanofiber selulosa meningkatkan kuat tarik dan kristalinitas film, namun menurunkan elongasi, transmisi cahaya dan laju transmisi uap air pada film. Penambahan gliserol meningkatkan elongasi, transmisi cahaya dan laju transmisi uap air pada film, namun menurunkan kuat tarik film.

(sus)

 

Sumber: Okezone.com