Indonesia berpartisipasi dalam Warsaw Humanitarian Expo yang diadakan di Warsaw PTAK Expo untuk menjamin pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030 yang diadakan di Nadarzyn, Polandia, dari tanggal 11 hingga 13 Juni mendatang.

Pensosbud KBRI Warsawa, Diyah Ramadani Agustini kepada Antara di Jakarta, Rabu menyebutkan Paviliun Indonesia menampilkan tema “Indonesian Palm Oil and Its Contribution to SDGs” menunjukkan kepada publik bagaimana Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) dapat menjamin pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) 2030.

Sejak tahun 2015, Pemerintah Indonesia menerapkan mekanisme ISPO dengan tujuh parameter utama guna memastikan industri minyak sawit dapat berkelanjutan tidak hanya dalam aspek lingkungan hidup namun juga aspek kemanusiaan, seperti pendidikan, pengentasan kemiskinan, peningkatan kualitas kesehatan, energi bersih, pemberdayaan dan kesetaraan gender.

Menurut penelitian Stanford University, setidaknya 1,3 juta orang terentaskan dari kemiskinan sebagai dampak positif langsung dari industri minyak sawit. ISPO sejalan dengan SDGs 2030, yakni untuk pencapaian 10 dari 17 global goals, khususnya pengentasan kemiskinan, perlindungan lingkungan hidup, dan pencapaian kesejahteraan bagi semua, serta mengurangi jarak dalam berbagai sektor seperti kesehatan, ekonomi dan hukum.

ISPO juga sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mengatasi isu-isu perubahan iklim, sebagaimana yang disepakati dalam Paris Agreement, dengan memperluas kawasan hutan sebesar 20%, serta Forest for Cimate Declaration yang ditandatangani di pertemuan COP24 di Katowice.

Paviliun Indonesia menampilkan informasi tentang bagaimana perkebunan kelapa sawit dan industri terkait di Indonesia memberikan kontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi, pembangunan lokal, kesejahteraan masyarakat, kelestarian lingkungan, dan -yang terpenting- peningkatan kualitas hidup. Data dan angka ditampilkan dalam brosur, pamflet, banner, dan materi audio visual.

Belum banyak orang yang menyadari bahwa substansi minyak sawit hadir dalam sebagian besar produk yang kita gunakan sehari-hari. Dengan kata lain, kita tidak dapat hidup tanpa substansi berbasis minyak sawit karena kita membutuhkannya dalam kehidupan kita sehari-hari: odol, sampo, deterjen, lipstik, sabun, parfum, pelembab, tabir surya, margarin, mayones, krimer, kertas, vitamin, minyak goreng, es krim, energi biomass dan lain sebagainya.

Minyak sawit juga menjadi sumber aktioksidan dan sterol yang bermanfaat bagi jantung dan aliran darah serta menurunkan tingkat kolesterol jahat di dalam darah. Hal-hal tersebut, ditambah dengan tingginya kandungan vitamin A dan E, meningkatkan kandungan nutrisi minyak sawit, dan pada akhirnya memberikan dampak positif terhadap kesehatan.

Seiring perkembangan teknologi, industry minyak sawit juga berkembang. Indonesia menyadari dan tidak mengabaikan keberadaan dampak negatif dari substansi minyak sawit, namun Indonesia berkomitmen untuk menerapkan pendekatan berkelanjutan (sustainable approach) terhadap semua perkebunan sawit dan industry terkait.

Indonesia meyakini bahwa kemajuan riset dan teknologi akan menghadirkan solusi yang terbaik.

Pemerintah Indonesia siap bekerja sama dengan para pemangku kepentingan terkait di seluruh dunia, termasuk Polandia, untuk memberikan pemahaman yang lebih komprehensif mengenai minyak sawit Indonesia yang berkelanjutan, antara lain melalui kerja sama riset antar akademisi dan peneliti di bidang sustainable palm oil, kunjungan ke lapangan bagi jurnalis, penerbitan hasil riset, dengan pendekatan akademis lainnya.

 

Sumber: Antaranews.com