Pemerintah harus proaktif memastikan mesin-mesin penggerak industri dapat menggunakan solar dari minyak bumi yang dicampurkan fatty acid methyl esters (FAME) dari minyak sawit menjadi biodiesel kadar 30% (B30) tepat waktu.

“Presiden Joko Widodo sudah menyatakan komitmennya untuk mempercepat program B30,” kata Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat M Sinaga, dalam keterangan tertulisnya awal pekan ini.

Kementerian teknis, menurut Sahat, harus mempercepat kinerja mereka sehingga penghiliran dapat berhasil dengan baik meski standar acuan mesin yang mengacu kepada Amerika Serikat belum ada.

“Dengan penghiliran CPO menjadi bahan bakar, maka akan mengurangi impor. Meningkatkan nilai tawar minyak sawit, yang paling langka di republik ini adalah kebersamaan,” papar dia.

Sahat menilai, pemerintah membutuhkan koordinasi yang kuat agar anugerah minyak sawit yang sangat banyak yang diproduksi di negeri ini mendatangkan manfaat.

“Model bisnis mengubah CPO menjadi bahan bakar ini akan membuat industri hilir bergairah yang pada akhirnya menjaga harga buah sawit di tingkat petani stabil dan menjauh dari titik yang merugikan,” tutur Sahat.

Sumber: Borneonews.co.id