Bagi para pencinta lingkungan, kelapa sawit adalah komoditas yang dianggap merusak lingkungan, penyebab kebakaran lahan, mencemari atmosfir dengan gas rumah kacanya. Namun bagi petani di Indonesia, komoditas ini menjadi sumber penghidupan mereka.

Perbedaan pandangan ini mendorong pemerintah Indonesia tidak tunduk terhadap Uni Eropa, yang berkomitmen mengeluarkan minyak sawit dari program energi baru terbarukan.

Dikutip VOA, Dewan Bisnis EU ASEAN (EU-ABC) dan Kamar Dagang Uni Eropa telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo sebelumnya untuk membahas minyak sawit. Dikatakan Direktur Eksekutif EU-ABC, Chris Humphrey, pihaknya akan terus mendorong Komisi Uni Eropa dan negara-negara di ASEAN untuk melakukan dialog konstruktif terkait masalah sawit untuk menyelesaikan kesalahpahaman di kedua belah pihak.

Lebih lanjut kata Humphrey, bukan melarang minyak kelapa sawit, namun ada kekhawatiran yang perlu dipahami negara-negara di Asia Tenggara terkait posisi Uni Eropa, yang perlu didiskusikan dan dipahami sepenuhnya. “Sama halnya, Uni Eropa perlu mengakui kemajuan signifikan yang telah dilakukan negera-negara Asia terhadap praktik berkelanjutan dalam produksi minyak sawit,” tandas dia.

 

Sumber: Infosawit.com