“Kami butuh dukungan dari semua pihak agar negara mempunyai keuntungan yang besar dari sektor pertanian. Dalam 5 tahun ke depan akan membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing produksi pertanian,” Mentan Syahrul.

Di awal kepemimpinannya, Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mempunyai terobosan program peningkatan produksi dan ekspor komoditas perkebunan sebagai kontribusi kepada Negara yang memiliki sumber daya alam melimpah. Program tersebut dinamakan  Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks). Hal itu, diungkapkan Syahrul dalam pertemuan akselerasi Gratieks komoditas perkebunan, pada Rabu (08 Januari 2020), di Jakarta.

Pertemuan akselerasi Gratieks dihadiri kurang lebih 200 orang terdiri 155 orang dari pimpinan perusahaan dan eksportir, 25 orang dari Dewan Komoditas Perkebunan dan Asosiasi Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) serta masing-masing eselon 1 lingkup Kementerian Pertanian. Perusahaan yang hadir antara lain 26 perusahaan sawit, 13 perusahaan kopi, 10 perusahaan kakao, 12 perusahaan kelapa, 18 perusahaan karet, 18 perusahaan rempah, 7 perusahaan minyak atsiri, 2 perusahaan mete dan perusahaan komoditas perkebunan lainnya.

Untuk mewujudkan program Gratieks, Mentan Syahrul mengharapkan dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, lanjut Syahrul membutuhkan konsentrasi dan saling backup, semangat serta kemauan yang tidak mau kalah dengan negara lain. “Kami butuh dukungan dari semua pihak agar negara mempunyai keuntungan yang besar dari sektor pertanian. Dalam 5 tahun ke depan akan membuka akses pasar dan meningkatkan daya saing produksi pertanian,” ujarnya.

Untuk memastikan program ini berjalan optimal, politisi dari partai Nasdem ini nantinya juga akan turun ke lapangan untuk mengecek kondisi dan tanaman yang ditanam petani. “Izinkan saya ikut campur di bawah, mulai dari teknis tanam karena kalau bapak tidak tanam enggak mungkin bisa ekspor,” ucap Syahrul.

Dan, di pertemuan yang dihadiri para eksportir komoditas perkebunan, Syahrul menegaskan  eksportir harus memiliki tanggung jawab dalam meningkatkan produktivitas suatu komoditas untuk mendorong program Gratieks. “Pihaknya (pemerintah) siap menjadi  partner para eksportir dalam pendekatan- pendekatan di hulu untuk melakukan pengembangan produk–produk khusus komoditas pertanian dan bagaimana membudidayakannya atau menjaganya sampai dengan cara pengolahan,” tegasnya.

Sebagai negara yang berada di garis katulistiwa dan beriklim tropis, Indonesia sangat diuntungkan beragam tanaman dapat tumbuh dan berkembang. Perkebunan Indonesia memiliki prospek yang luar biasa dengan dikembangkannya komoditas spesifik. Untuk itu,perlu dibenahi penanaman agar mendapatkan hasil yang optimal.

Selanjutnya, Syahrul yang sebelumnya menjabat Gubernur Sulawesi Selatan menambahkan bahwa perbaikan mekanisme, sistem dan komunikasi perlu ditingkatkan untuk menjawab tantangan ekspor tiga kali lipat. Penguatan jaringan dan fasilitas ekspor, eksistensi terkait capaian akan dipegang langsung oleh pemerintah. Kemudian para pengusaha dan masyarakat melakukan pengembangan penanaman dari  bibit hasil penelitian dan pengembangan (litbang) pertanian.

Sumber: Sawitindonesia.com