Rencana pemerintah akan meningkatkan penggunaan bahan bakar B30 mulai tahun depan, menjadi langkah yang akan mendorong kelebihan produksi sawit dalam negeri. Meski demikian bahan bakar biodiesel ini berdasarkan hasil penelitian dan pengujian dinilai aman bagi kendaraan diesel.

Lembaga Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) sendiri menilai bahan bakar biodisel saat ini, penggunaannya terbilang aman digunakan untuk kendaraan bermesin diesel. Terkait adanya komponen seperti filter oli yang usia pakai lebih cepat, dinilai bukan dari penggunaan bahan bakar biodisel.

“Sebelum kita menerapkan B20 waktu itu, kita terlebih dulu lakukan pengujian langsung. Bahan bakar biodisel yang dihasilkan dengan standar SNI, dilakukan uji jalan dari medan – Jakarta dan kembali ke medan,” ungkap peneliti PPKS, Dr M. Ansori Nasution, saat dihubungi Okezone, Selasa (9/4/2019).

Terkait masalah yang banyak dikhawatirkan, menurutnya bisa berasal dari banyak faktor, diantaranya, kualitas bahan bakar yang digunakan, usia kendaraan yang berdampak pada kondisi kerak di tangki bahan bakar. Hal tersebut bisa mempengaruhi kondisi pada filter oli bahkan pada perangkat injektornya.

Saat ini PPKS sendiri juga telah melakukan pengujian terhadap B50 yang memiliki kandungan minyak kelapa lebih besar yakni mencapai 50 persen kelapa sawit dan 50 persen solar. Pengujian dilakukan langsung dengan uji jalan sejauh 20 ribu kilometer.

Penggunaan bahan bakar biodisel 50 persen sendiri dinilai sangat baik dan tanpa kendala, dimana PPKS menilai biodisel bisa digunakan pada mesin dinamis maupun stasioner dan tentunya lebih ramah lingkungan.

“Dengan hasil tersebut, seluruh kendaraan yang digunakan untuk uji jalan menunjukkan hasil yang positif dimana konsumsi bahan bakar dinilai baik dan lebih ramah lingkungan,” pungkas Ansori.

Sumber: Okezone.com