Medan, IDN Times – Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat M Sinaga mengatakan pelaku industri kelapa sawit saat ini banyak yang sedang tidur. Sebab, menurutnya mereka masih banyak yang tidak menyadari dan mengetahui adanya teknologi dengan manfaat yang lebih baik untuk kelapa sawit.
Hal ini dikatakan Sahat usai melakukan Tour of Exhibitions atau keliling stan pameran Palmex Indonesia, pada Rabu (4/10/2023) di Santika Premiere Dyandra Hotel & Convention, Medan.
1. Minyak makan yang digunakan selama ini tidak ada vitamin
DMSI Ungkap Minyak Goreng Selama Ini Tidak Ada VitaminnyaPalmex Indonesia 2023 resmi dibuka di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari) Selain itu, Sahat menilai bahwa minyak makan yang digunakan selama ini tidak ada vitamin dikarenakan berkaitan pada proses pengubahan minyak dalam temperatur.
“Tidak ada pendidikan di Indonesia ini, mulai dari cara kami. Cara menggoreng yang benar itu. Bagaimana karena sampai tahun 1980 masih menggunakan minyak kelapa sebagai bahan penggoreng. Minyak kelapa tidak ada vitamin ya gak apa, tapi minyak kelapa tidak tahan temperatur tinggi,” ucapnya.
2. Ketinggian temperatur bisa berkaitan dengan vitamin di dalam minyak
DMSI Ungkap Minyak Goreng Selama Ini Tidak Ada VitaminnyaPalmex Indonesia 2023 resmi dibuka di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari) Menurutnya, dengan ketinggian temperatur tersebut bisa berkaitan dengan vitamin di dalam minyak tersebut.
“Jadi, minyak goreng kita itu pertama terbuang saat proses mengubah dari tandang sawit menjadi Crude Palm Oil (CPO) atau minyak kelapa sawit. Apalagi, dari minyak CPO ke minyak goreng temperatur 265 derajat celcius makin hilang. Jadi di minyak goreng kita itu tidak ada vitamin sekarang,” katanya.
“Maka pemerintah menambah fortifikasi vitamin A, yang syaratnya 45 IU (international Units) itu pun gak ada gunanya, karena pada saat menggoreng ikannya tenggelam dan itu tidak benar caranya. Pakailah minyak seadanya, jadi harus rajin memang membalik-balik ikan,” tambah Sahat.
Sehingga baginya, dalam penggorengan dengan temperatur rendah tapi kering menjadi baik digunakan agar vitamin tidak terbuang.
3. Tahun ini ekspor sawit menurun hingga 6 persen
DMSI Ungkap Minyak Goreng Selama Ini Tidak Ada VitaminnyaPalmex Indonesia 2023 resmi dibuka di Medan (IDN Times/Indah Permata Sari) Kemudian, Sahat berharap sawit bisa dikelola oleh satu lembaga saja atau tidak di berbagai kementerian.
“Jadi, saya sarankan supaya bisa berkembang pesat dibuat saja Lembaga Komoditi Strategis Nasional terdiri dari sawit, karet, gula, kopi, kakao, dan minyak atsiri. Kalau ini dikelola cepat dari hulu sampai hilir saya yakin tahun 2045 antara 15 sampai 20 persen Gross domestic product (GDP) nasional bisa disumbangkan,” ungkapnya.
Terkait ekspor sawit, Sahat mengatakan tahun ini memburuk dan produksi relatif menurun dari tahun sebelumnya 5 sampai 6 persen.
“Ekspor kita drop (menurun) sekitar 5 sampai 6 persen, produksi kita juga turun sekitar 5 persen karena elnino ini. Tapi domestik meningkat dari 38 persen sekarang 42 persen domestik,” kata Sahat.
Domestik tersebut terdiri dari makanan, biodiesel B35, dan Oleochemical atau oleokimia merupakan produk turunan dari minyak kelapa sawit.
“Kita harapkan meningkat bisa 65 persen. Kalau bisa 65 persen, maka kitalah yang menentukan harga. Tapi, kalau ekspor kita masih banyak daripada pemakaian lokal, kita tergantung pasar beli,” pungkasnya.
sumber: https://sumut.idntimes.com/news/sumut/indah-permata-sari-15/dmsi-ungkap-minyak-goreng-selama-ini-tidak-ada-vitaminnya?page=all