Kemendag Ungkap Penyebab Harga Minyakita Mahal di Atas HET
Penulis: Rika Anggraeni
Senin, 23 Juni 2025 | 14:50 WIB
JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) mengakui bahwa kenaikan harga minyak goreng Minyakita terjadi karena pasokan yang belum merata. Padahal, Minyakita seharusnya dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET), yakni Rp15.700 per liter.
Direktur Tertib Niaga Kemendag, Mario Josko, mengatakan bahwa ketidakseimbangan pasokan ini disebabkan oleh jumlah Minyakita yang belum mencukupi untuk memenuhi seluruh permintaan pasar.
“Memang kami sadari pasokan Minyakita ini belum merata karena memang jumlahnya yang kami khawatirkan tidak bisa memenuhi seluruh permintaan,” ujar Mario dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah 2025, Senin (23/6/2025).
Program minyak goreng rakyat Minyakita merupakan bagian dari kewajiban pasok domestik (Domestic Market Obligation/DMO) oleh produsen, terutama eksportir kelapa sawit dan produk turunannya. Sebagai kompensasi, produsen yang melaksanakan DMO akan memperoleh hak ekspor produk turunan kelapa sawit.
Mario menjelaskan bahwa produksi dan ketersediaan Minyakita sangat tergantung pada realisasi DMO. Per Juni 2025, Kemendag mencatat realisasi DMO telah mencapai 98.269 ton, seluruhnya dalam bentuk Minyakita.
“Pasokan DMO juga sebenarnya masih berjalan lancar untuk dibuat menjadi Minyakita,” katanya.
Berdasarkan data Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kemendag per 20 Juni 2025, harga rata-rata Minyakita di pasar mencapai Rp16.706 per liter, atau naik 6,37% dari HET. Namun, harga ini mengalami penurunan tipis 0,6% dibandingkan pekan sebelumnya dan turun 1,76% dibandingkan bulan lalu.
Kemendag berharap harga Minyakita yang lebih stabil ini dapat membantu menahan laju kenaikan harga minyak goreng kemasan premium dan curah yang saat ini menunjukkan tren naik.
“Secara harga, Minyakita ini kami harapkan memang bisa menahan minyak premium yang mulai beranjak naik. Kita lihat memang harga dari minyak kemasan premium dan harga minyak curah itu cenderung mengalami kenaikan,” jelas Mario.
Kemendag terus mengupayakan pemerataan pasokan, khususnya ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau seperti Papua. Mario menuturkan bahwa pemerintah melakukan pemetaan pasar dan menyesuaikan distribusi ke daerah-daerah yang belum memiliki jaringan distributor.
“Misalnya wilayah timur, Papua seperti apa, kita lihat mapping dari pasarnya. Kemudian pasar mana yang memang misalnya tidak ada distributor dan lain sebagainya, kami coba upayakan pasokannya,” ujar Mario.
Kemendag juga bekerja sama dengan BUMN Pangan untuk menjangkau daerah yang belum memiliki jaringan distributor D1 dan D2 guna memastikan Minyakita tetap tersedia dan terjangkau.
sumber: https://ekonomi.bisnis.com/read/20250623/12/1887304/kemendag-ungkap-penyebab-harga-minyakita-mahal-di-atas-het