Dalam acara Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Pemkab Pelalawan, di gedung daerah, Pangkalan Kerinci, Kamis (28/3/2019), Pelalawan disebut bisa seperti negara Saudi Arabia. Ini dalam hal penghasil minyak.
Adalah Sahat Sinaga, Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) gang menyebut Pelalawan bisa jadi sesering Saudi Arabia.
Ini dikatakan Sahat Sinaga saat memberi persentase di acara Musrenbang RKPD Pelalawan.
Seperti Saudi Arabia, Pelalawan bisa menjadi daerah penghasil minyak seperti negeri Timur Tengah tersebut.
Namun dalam hal green fuels (bahan bakar hijau) bukan bahan bakar dari fosil.
Dikatakannya, potensi sawit di Pelalawan cukup besar. Apalagi dengan rencana pembangunan kawasan teknopolitan yang merupakan kawasan pusat kelapa sawit.
Saat ini sudah ditemukan teknologi yang bisa mengolah minyak kelapa sawit menjadi bahan bakar. Teknologi ini pun dimiliki Indonesia lewat ITB.
Indonesia nantinya akan bisa membuat minyak kelapa sawit menjadi minyak untuk pesawat terbang. Dikatakannya, minyak pesawat terbang dari kelapa sawit lebih baik dari mibyak fosil.
“Minyak fosil, ketinggian untuk bahan bakat pesawat teebatas. Bisa beku kalau melewati ketinggian. Kalau dari kelapa sawit, bisa lebih tinggi,” katanya.
Dikatakannya, diperkirakan pada 2023 Indonesia sudah akan menghasilkan minyak bahan bakar dari sawit ini. Nah, bila di Pelalawan dibangun dua Pabrik dengan kapasitas tertentu, akan menyamai Saudi Arabia.
“Dua unit (pabrik) bisa di bangun Pelalawan. Kapasitas tertentu. Dua pabrik itu membutuhkan sembilan ratusan ribuan ton sawit. Tadi tidak bentuk CPO. Bisa langsung dari petani,” ujarnya.
Selain itu, katanya, Pelalawan banuak Induatri raksasa. Sehingga untuk mewujudkan swbagai kota minyak, biaa diwujudkan.
“Tapi sekarang Eropa masih senang menggembosi kepala sawit Indonesia. Padahal sawit itu dari Belanda dan sawit itu merupakan tanaman hutan,” ujarnya.
Sumber: Tribunpelalawan.com