BANGKA–Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Akasindo) Kabupaten Bangka meminta agar Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mencari jalan keluar persoalan turunnya harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di tingkat petani.
Ketua Akasindo Bangka Jamaludin meminta pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten dan pimpinan DPRD provinsi dan kabupaten duduk bersama menyelesaikan persoalan menurunnya harga TBS sawit.
Dia memperkirakan, menurunnya harga TBS ini sejak sebelum Bulan Ramadhan 2018 lalu. Dikatakan harga TBS sawit tersebut bervariasi dari Rp 900 hingga 1.080 atau Rp 1.090 per kilogram. Bahkan di kalangan petani harga TBS sekitar Rp 600 per kilogram.
“Saya sebagai Ketua Akasindo Kabupaten Bangka minta bersama seluruh pengurus akasindo baik Bangka, Bangka Tengah Bangka Selatan Bangka Barat Belitung induk dan Belitung Timur bersama pemerintah provinsi dan pimpinan DPRD untuk mencari jalan keluar persoalan sawit ini,” saran Jamaludin kepada bangkapos.com, Jumat (13/7/2018) di Hotel Citra Sungailiat.
Menurutnya, harus ada penambahan pabrik CPO minimal dua atau tiga pabrik karena hukum pasar dengan banyaknya petani yang sedang saat panen sawit maka butuh penampungan.
Jamaludin menilai jika ada dua unit pabrik CPO di Kabupaten Bangka Selatan maka para petani di daerah tersebut tidak perlu lagi menjual ke Kabupaten Bangka atau daerah lainnya.
Sedangkan di Kabupaten Bangka sendiri sudah ada lima pabrik CPO. “Karena di Selatan tidak ada, di tengahnya kurang otomatis mereka jual ke Kabupaten Bangka ini antrian di pabrik itu panjang sekarang panen raya, sedangkan pabrik kapasitasnya 45 ton perjam.
Mungkin ada dari pihak pabrik CPO menambah kapasitas, saya dapat infonya di PT Gemilang Cahaya Mentari dari 45 ton menjadi 65 ton. Ini juga menjadi solusi,” kata Jamaludin.
Dia berharap masyarakat di Kabupaten Bangka Selatan menerima jika ada investor yang ingin membangun pabrik CPO di daerah tersebut sehingga ada kepastian hukumnya dari masyarakat bagi pengusaha ingin mendirikan pabrik kelapa sawit.
“Dampak dengan pendirian itukan banyak, perekonomiannya meningkatkan, menampung tenaga,” saranJamaludin.
Selain itu juga di pabrik lamanya proses pembongkaran sehingga menyebabkan buat TBS busuk dan jauhnya jarak tempuh.
Oleh karena itu ia juga meminta agar pemerintah provinsi memanggil semua pihak perusahaan sawit untuk mengatasi menurunnya komoditas sawit.(*)
Sumber: Bangka.tribunnews.com