JAKARTA. Permintaan minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) kembali meningkat. Hal ini membuat harga CPO bertahan di RM 2.400 per ton level terkuat sejak akhir Februari 2020.
Harga CPO untuk pengiriman September 2020 di Bursa Derivative Malaysia menguat 0,9% di RM 2.467 per metrik ton pada Selasa (23/6).
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menuturkan pasca pelonggaran lockdown, negara importir kemudian meningkatkan konsumsi CPO. Hal ini sejalan dengan aktivitas ekonomi yang meningkat.
Analis Central Capital Futures Wahyu Laksono menambahkan, cadangan CPO para top importir CPO seperti India dan China sangat rendah. Sementara, laju produksi CPO di Malaysia dan Indonesia sedikit melambat.
“Permintaan impor dari China, India, Korsel, dan Jepang meningkat tajam sementara suplai CPO terbatas harga perlahan naik,” kata Ibrahim. Tapi, ada potensi koreksi harga CPO sebab mulai muncul kekhawatiran gelombang kedua virus korona.
Meski kini produksi CPO sedikit, tapi Ibrahim memperkirakan, pada Agustus produksi CPO dari Malaysia akan kembali berlimpah. Sehingga Ibrahim menilai sepanjang semester 11-2020, harga CPO masih akan cukup fluktuatif.
“Adanya kekhawatiran dan kehati-hatian para spekulan, harga CPO dalam jangka pendek ini akan di RM 2.430-RM 2.465 per ton,” kata Ibrahim.
Sementara itu, Wahyu memproyeksikan harga CPO pada akhir semester 11-2020 akan berada di kisaran RM 2.300-RM 2.600 per metrik ton. Level tersebut dinilai mem\’adi level konsolidasi seimbang CPO di tahun ini.
“Dengan kondisi tersebut, jika harga CPO dekat atau di bawah RM 2.300 per metrik ton, investor bisa buy on weakness. Jika harga CPO dekat atau di atas RM 2.500 per metrik ton maka bisa sell on strength” proyeksi Wahyu.
Hingga akhir tahun ini, Ibrahim optimistis, harga CPO bisa mencapai RM 3.000 per ton. Hal ini tidak terlepas dari jelang akhir tahun akan memasuki musim dingin. Sehingga, China, Korea Selatan, dan Jepang menimbun CPO.
Sumber: Harian Kontan