Kampus kelapa sawit yang dilontarkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Institut Pertanian Stiper (Instiper) Yogyakarta saat pembukaan Indonesian palm oil Conference (IPOC), di Bali pada akhir Oktober 2018 memang tidak berlebihan. Ini lantaran hampir, bahkan dapat dikatakan semua perkebunan kelapa sawit di Indonesia dipastikan ada alumni dari perguruan tinggi yang fokus pada pertanian dan perkebunan tersebut. Jadi, sebutan Instiper Wave pun melekat pada perguruan tinggi itu.
Para alumni Instiper Yogyakarta dapat bekerja dan berkecimpung di dunia kelapa sawit sendiri, tentunya tidak terlepas dari model pembelajaran yang dikembangkan. Baik untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dibidang perkebunan, terutama kelapa sawit, maupun guna menghadapi revolusi industri 4.0, yaitu pendidikan yang berbasis university industry partnership.
Model itu, bukan hanya membuat pembelajaran dan kurikulum di Instiper menyesuaikan kebutuhan industri masa kini dan masa depan. Namun, juga membekali alumni dengan keterampilan bidang agro teknologi, forest management and technology , agroteknik, agro technology and process , agrobisnis, serta agro information technology. Dengan demikian, menjamin kompetensi lulusan bisa bersaing di dunia industri. Dengan kompetensi itu, lulusan akan mampu menjawab kebutuhan industri perkebunan dan kehutanan yang juga turut berubah seiring revolusi digital.
“Jadi tidak heran, lulusan Instiper banyak terserap di pasaran. Bahkan khusus program studi (prodi) D-l kelapa sawit, sebelum wisuda, sudah diterima,” kata Rektor Instiper Yogyakarta, Purwadi. Dia menjelaskan, sebagai pionir dalam pendidikan perkebunan dan pertanian, Instiper saat ini sedang melakukan transformasi pertumbuhan tahap ketiga. Ini dilakukan untuk memenuhi tantangan baru terhadap kebutuhan kompetensi karena . perkembangan dari revolusi industri generasi empat dan tuntutan model pembelajaran baru karena mahasiswa saat ini masuk generasi Y dan Z. “Transformasi ini kami namakan New Instiper with Advance Technology,” jelasnya.
Menurut Purwadi, sejak berdiri pada 1958, Instiper konsisten dengan pendidikan kompetensi perkebunan dan kehutanan beserta industri. Saat ini Instiper terkenal sebagai pemasok lulusan SDM bagi perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Jadi, untuk pendidikan kompetensi melalui model university industry partnership , Instiper mempunyai dua core , yakni perkebunan dan kehutanan. Untuk kompetensi perkebunan, lebih dikerucutkan pada sawit. “Untuk sawit kita sudah bergerak, mulai farm sampai hilir. Juga dari D-l sampai S-l. Kita juga mengadakan pelatihan setara D-l, pelatihan manajer. Dan sedang digodog Retooling Entrepreneur perdesaan berbasis bisnis perkebunan sawit,” paparnya.
Instiper juga telah melakukan kerja sama pendidikan berikatan dinas dengan model university industry partnership dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Sejak 2009, telah menjalin kerja sama dengan PT Astra Agro Lestari Tbk. Selain itu, masih ada banyak perusahaan lain yang telah menjalin kerja sama seperti PT Sinarmas, PT Astra Agro Lestari, PT Asian Agri, PT First Resources, PT Bumitama Gunajaya Agro, dan lebih dari 20 perusahaan perkebunan lainnya.
Sebagai bukti bahwa Instiper dipercaya oleh para pelaku usaha perkebunan, yaitu dengan adanya kerja sama pendidikan berikatan dinas dengan model university industry partnership dengan 55 perusahaan. Bahkan selama tiga tahun berturut-turut, 2016-2019, dipercaya oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa sawit(BPDP-KS) dan bekerja sama dengan Apkasindo untuk mendidik anak-anak dari petani di sekitar perkebunan kelapa sawit dengan beasiswa penuh pendidikan setara diploma satu.
“Tahun ini, kami dipercaya kembali oleh BPDP-KS untuk mendidik 200 mahasiswa anak petani dan buruh tani kelapa sawit. Mereka berasal dari 20 provinsi mulai Aceh hingga Papua,”papamya. Direktur Pendidikan dan Pelatihan Kelapa sawit setara diploma 1 Instiper, Sri Gunawan mengatakan, anak-anak petani dan buruh tani kelapa sawit memiliki hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan. Pendidikan praktis tentang perkebunan kelapa sawit yang akan membekali mereka untuk meningkatkan pengetahuan di bidang perkebunan kelapa sawit. Dengan begitu, setelah selesai pendidikan dan pelatihan mereka dapat bekerja di koperasi petani kelapa sawit, kebun swadaya, kebun mitra, dan industri kelapa sawit.
“Harapannya, setelah lulus dari pendidikan ini mahasiswa bisa mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dari pekerjaan orang tuanya,” katanya. Humas INSTIPER Betti Yuniasih menambahkan, lulusan Instiper memiliki waktu tunggu untuk mendapatkan kerja relatif singkat, sekitar kurang dari enam bulan sejak dinyatakan lulus. Hal ini dikarenakan banyak dari lulusan tersebut yang sudah diterima kerja, bahkan sebelum mereka lulus.
Selain adanya beasiswa ikatan dinas dari perusahaan yang langsung harus bekerja seminggu setelah mereka dinyatakan lulus, faktor lain adalah kegiatan magang di perusahaan membuat mahasiswa berinteraksi langsung dengan pihak perusahaan. “Bahkan beberapa di antara mereka sudah dipesan untuk setelah lulus langsung dapat bekerja di perusahaan lokasi magang,” tambahnya.
Sumber: Harian Seputar Indonesia