Asosiasi optimis pemerintah baru memperkuat hilirisasi industri sawit
Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga memberikan pemaparan kinerja industri sawit, di Jakarta, Jumat (22/3/2024). ANTARA/Subagyo

Saya yakin Prabowo-Gibran sangat berkomitmen dalam program hilirisasi sawit.

Sejumlah asosiasi industri sawit menyatakan keyakinan pemerintahan baru di bawah kepemimpinan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka sebagai Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 semakin memperkuat hilirisasi sektor kelapa sawit.

Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga, di Jakarta, Jumat, menyatakan visi misi keduanya melanjutkan program pemerintah saat ini yang sudah berjalan, salah satunya hilirisasi industri

“Saya yakin Prabowo-Gibran sangat berkomitmen dalam program hilirisasi sawit. Ke depan, Indonesia berpeluang menjadi Raja Green Fuel di dunia,” katanya dalam Buka Puasa Bersama dan Temu media.

Sahat juga meminta Pemerintahan Prabowo-Gibran mendatang agar membentuk Badan Sawit Indonesia, sehingga lebih efektif dalam mengurus sektor kelapa sawit di tanah air.

Saat ini, katanya lagi, terdapat 17 kementerian/lembaga pemerintah yang mengurusi sawit sebagai satu komoditas, sehingga seringkali justru memunculkan tumpang tindih kebijakan antarkementerian atau lembaga tersebut yang dampaknya justru merugikan industri kelapa sawit.

“Ibaratnya dampak dari 17 kementerian ini lego jangkar, sehingga kapal ini tidak bergerak. Makanya dibutuhkan badan khusus sawit ini supaya bisa cepat bergerak dan menghilangkan tumpang tindih regulasi,” katanya lagi.

Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI) berharap kepada Presiden dan Wakil Presiden Indonesia yang baru untuk mendukung terus program biodiesel sebagai bagian transisi energi terbarukan.

Dengan pemerintahan yang baru nanti, ujar Sekjen APROBI Ernest Gunawan, diharapkan regulasi program biodiesel bisa lebih solid dan tidak menimbulkan multitafsir.

“Untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang, kami berharap nanti regulasi untuk semua kepmen bisa lebih form dan solid, agar tidak terjadi interpretasi yang berbeda-beda,” katanya pula.

Dia menilai Prabowo-Gibran bisa membuat investor biofuel Indonesia lebih tenang ke depannya dalam investasi, sebab keduanya telah menyatakan komitmen untuk terus meningkatkan program biodiesel.

“Kami berharap dengan adanya wakil presiden muda juga, Gibran, nanti ke depannya peraturan-peraturan baik bagi pengusaha. Yang pasti mendukung apa pun, kami akan mensuport dan berharap peraturan lebih save bagi kami investor,” kata dia lagi.

Sedangkan, Sekjen Asosiasi Produsen Oleochemical Indonesia (APOLIN) Rapolo Hutabarat mengharapkan kebijakan Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) sebesar 6 dolar Amerika Serikat (AS) per MMBTU kepada tujuh sektor industri termasuk oleokimia yang diberlakukan pemerintah sejak 2020 terus dilanjutkan.

Dampak kebijakan HGBT bagi sektor oleokimia, katanya lagi, adalah realisasi pajak mencapai Rp2,2 triliun pada 2021 dan Rp2,9 triliun pada 2022. Begitu pula realisasi investasi sebesar Rp1,76 triliun pada 2021 dan Rp2,3 triliun pada 2022.

“Kami harapkan kebijakan HGBT ini dilanjutkan dalam 5-10 tahun berikutnya,” katanya pula.

https://www.antaranews.com/berita/4024422/asosiasi-optimis-pemerintah-baru-memperkuat-hilirisasi-industri-sawit

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *