Pemerintah tahun ini kembali meningkatkan pasokan minyak sawit mentah atau crude Palm Oil (CPO) di dalam untuk menjalankan program kewajiban mencampur solar dengan bahan bakar nabati sebesar 30% atau biodiesel B30. Cara ini bertujuan untuk menekan defisit neraca dagang sekaligus meningkatkan kinerja ekspor.

Deputi Bidang Koordinasi-Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah optimistis program B30 dapat memberikan multiplayer effect kepada perbaikan defisit migas dan meningkatkan ekspor CPO.

Berkaca dari 2019, data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa sepanjang Januari-November 2019 defisit migas tercatat US$ 8,31 miliar. Angka menurun dibandingkan dengan defisit migas di periode sama 2018 sebesar US$ 12,38 miliar. Namun, ekspor nonmigas di periode tersebut turun US$ 900 juta menjadi US$ 14,1 miliar.

Pemerintah berharap, implementasi B20 memberikan keseimbangan antara menekan defisit migas dan menggenjot ekspor. Meski nilai ekspor CPO 2019 belum membaik, Iskandar percaya tren kenaikan harga minyak sawit dapat menstabilkan neraca perdagangan.

Di sisi lain ada peluang meningkatkan ekspor ke India karena negeri itu mengerem ekspor dari Malaysia. “Dengan B30 tahun ini, harga CPO naik dan sehingga keseluruhan neraca perdagangan kita akan membaik,” kata dia.

 

Sumber: Harian Kontan