Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi defisit pada neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2019. Padahal, sepanjang tahun itu, transaksi impor senantiasa sudah ditekan, namun ekspor juga malah ikut-ikutan loyo. Sehingga terjadi defisit neraca dagang hingga USD 3,2 miliar.

Mengakali agar defisit neraca perdagangan tidak terulang kembali di 2020 ini. pemerintah, disebut Sekretaris Kementerian Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian Republik Indonesia Susiwijono sudah menyiapkan beberapa program pencegahan. Salah satu terkait program biodiesel 30 jansen atau B30.

Solar B30 tersebut kini sudah bisa dibeli konsumen hampir di seluruh SPBU Pertamina yang ada di Indonesia.

“B30 itu kan kita gencarkan supaya mengurangi impor BBM kita, dengan mengolah sendiri, yaitu ditambahin CPO. jadi dapat positifnya banyak, bahkan kita bisa menciptakan domestic market kita sendiri di luar dengan produk ini,” ujar Susiwijono di kantornya, Jakarta Pusat. Jumat (17/1).

Selain itu, pemerintah juga disebutnya berupaya menyelesaikan target pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Pengembangan kawasan ini dipercaya mampu meningkat produksi dalam negeri, sehingga selain mampu menekan impor, produksi yang melimpah dapat melebihkan jumlah ekspor negara.

Pemerintah juga tengah merancang Program Prioritas (Quick Wins) dan Program Kerja 2020-2024 di bidang perekonomian demi menekan defisit tadi.

“Kita sudah list programnya, minggu depan ini kita mau sisir program Quick Wins, ini kan target 3-6 bulan. Ini quartet per quarter kita evaluasi. Januari ini kita sudah evaluasi, ada 18 Quick Wins mulai dari B30. kebijak- an baai KUR. dan sebagainya itu kita evaluasi semuanya.” imbuh Susiwijono.

Pembenahan sektor riil juga terus digenjot terutama yang demi industri-industri baru yang mampu mendorong ekspor.

“Pak menko selalu menyampaikan bahwa kita benahi sektor riilnya semuanya, terutama yang industri. Kira-kira mulai dari yang high tech. yang mendorong ekspor, yang juga mampu mendatangkan penyerapan tenaga kerja yang besar.” pungkasnya.

BPS mencatat terjadi defisit pada neraca perdagangan Indonesia sepanjang 2019. Defisit ini terjadi karena adanya pengaruh pergerakan harga dan masih tingginya impor dibanding ekspor.

Neraca dagang Indonesia sepanjang 2019 tercatat defisit USD 3.2 miliar. Angka ini berasal dari ekspor setahun penuh yang sebesar USD 167.5 miliar dan impornya sebesar USS 170.72 miliar.

 

Sumber: Banjarmasin Post