
Tiga Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Pertamina (persero), PT Rajawali Nusantara Indonesia (persero) atau RNI, dan PT Perkebunan Nusantara III (PTPN III) menandatangani nota kesepahaman terkait kerja sama penyediaan bahan baku crude palm oil (CPO), Refined Bleached Deodorized palm oil (RBDPO), dan Bio Ethanol dalam mengembangkan energi baru dan terbarukan.
“Sinergi seperti ini terus saya dorong untuk pemakaian energi baru dan terbarukan (EBT) dan tentu sebagai salah satu bentuk dukungan BUMN ikut serta dalam kampanye dunia mendorong penggunaan EBT. Salah satunya dengan penggunaan kelapa sawit karena kita tahu potensi kelapa sawit di Riau sangat besar,” kata Menteri BUMN Rini Soemarno dalam keterangan rilisnya di Pekanbaru, Riau, kemarin.
Nicke Widyawati, Direktur Utama Pertamina menjelaskan, melalui kesepakatan ini semua pihak bersinergi menjajaki rencana kerja sama pasokan bahan baku nabati dari RNI dan PTPN Ill yang memanfaatkan kebun kelapa sawit milik RNI dan PTPN III, serta juga kebun kelapa sawit milik Petani Kelapa sawit di wilayah kerja RNI dan PTPN III.”Hasil pengolahan kelapa sawit tersebut akan dimanfaatkan Pertamina untuk diolah lebih lanjut menjadi bahan bakar nabati,” ujar Nicke.
Bagi plasma PTPN dan petani kelapa sawit, program ini diharapkan mampu meningkatkan serapan produk CPO sehingga bisa membantu menstabilkan harga TBS (tandan buah segar) di tingkat petani. Selaras dengan hal itu, PTPN juga mendorong percepatan peremajaan tanaman kelapa sawit plasma sehingga bisa menjamin pasokan bahan baku bagi pengembangan bahan bakat nabati ini.
“Oleh karena itu program ini merupakan bukti kehadiran BUMN bagi sawit rakyat,” kata Direktur Utama PTPN III Dolly P Pulungan.
Sementara itu, Direktur Utama RNI B. Didik Prasetyo menyatakan, bagi perseroan sinergi ini merupakan bagian dari upaya melakukan hilirisasi produk CPO dari kebun kelapa sawit yang dikelola anak perusahaan RNI Group, yaitu PT Perkebunan Mitra Ogan dan PT Laras Astra Kartika. Selain itu, juga sebagai upaya memperoleh nilai tambah lebih tinggi sehingga diharapkan bisa mendukung keberlanjutan dan peningkatan produktivitas produk turunan kelapa sawit, baik dalam lingkup RNI Group maupun nasional.
Selain CPO. RNI melalui anak perusahaan yang bergerak di industri gula, yaitu PT PG Rajawali I, akan memasok molases untuk diolah bersama Pertamina menjadi Bioethanol Fuel Grade dengan kapasitas 30.000 kV tahun. Molases merupakan produk sampingan yang dihasilkan dari proses pengolahan tebu, pemanfaatannya untuk diolah sebagai energi baru dan terbarukan dapat memberikan nilai tambah signifikan.
“Ini merupakan bentuk sinergi antar-BUMN untuk menunjukkan komitmen kami menyediakan energi dari sumber daya dalam negeri yang baru dan terbarukan sehingga menghasilkan bahan bakar lebih ramah lingkungan. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah menetapkan target energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional sebesar 23% pada 2025,” ujar Nicke.
Saat ini pemerintah melalui Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral No 12/ 2015 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Menteri ESDM No 32/2008 tentang Penyediaan, Pemanfaatan, dan Tata Niaga Bahan Bakar Nabati (Biofuel) sebagai Bahan Bakar Lain, juga telah menetapkan mandatori Program B20 karena BBM (jenis solar) yang dijual harus mengandung setidaknya 20% biodiesel.
Nicke menuturkan, pasokan bahan baku ini akan diperlukan seiring dengan program perusahaan dalam pengembangan energi baru dan terbarukan. Saat ini Pertamina berhasil melakukan uji coba Coprocessing mengolah RBDPO (Refined Bleached And Deodorized Palm Oil) dengan minyak fosil secara bersamaan menghasilkan Green Fuels di Kilang Pengolahan, antara lain Coprocessing Green Gasolinedi RU III Plaju pada Desember 2018 dengan campuran sampai dengan 7.5% RBDPO menghasilkan Green Gasoline, Green LPG, dan Green Propylene.
Kemudian di RU II Dumai pada bulan ini sedang terus dilakukan uji coba Coprocessing Green Diesel yang menghasilkan Green Diesel dengan campuran RBDPO sampai dengan 12,5%. Ke depan akan dilanjutkan uji coba di Kilang RU IV Cilacap dan RU VI Balongan untuk Coprocessing Green-Gasoline dan Green Avtur.
Pertamina juga telah menggandeng perusahaan energi asal Italia, ENI, untuk menjajaki kerja sama dalam pengembangan kilang di Plaju yang bisa memproduksi bahan bakar nabati dengan bahan baku CPO. Sebagai perusahaan energi, Pertamina terus menggalak-kan program pengembangan energi baru dan terbarukan. Bukan saja yang berbahan dasar tumbuhan seperti CPO, tapi juga beberapa energi alternatif lain, seperti batu bara kalori rendah, geotermal, tenaga surya, dan lainnya.
Sumber: Harian Seputar Indonesia