Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memproyeksikan penjualan minyak goreng kemasan sederhana dan curah di pasar tradisional mencapai 2,78 juta ton pada 2024. Penjualan ini menunjukkan fluktuasi sejak pertama kali diperkenalkan pada 2022, dimulai dengan 3 juta ton dan menurun menjadi 2,75 juta ton di 2023, mengikuti penurunan permintaan. Data menunjukkan kebutuhan nasional minyak goreng turun dari 5,9 juta ton pada 2022 menjadi 4,8 juta ton pada 2023, sejalan dengan perubahan pola makan masyarakat yang kini lebih memilih makanan non-goreng.
Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga, mencatat penurunan penjualan minyak goreng kemasan premium, dengan kontribusi produk seperti Minyakita dan minyak goreng curah terhadap total konsumsi nasional adalah 2,75 juta ton dari 4,8 juta ton. Penurunan ini dikaitkan dengan perubahan preferensi masyarakat yang kini lebih memilih produk di pasar tradisional dibandingkan dengan pasar modern.
Lebih lanjut, Sahat mengindikasikan peningkatan permintaan minyak goreng menjelang Ramadan dan Lebaran tahun ini, dengan estimasi permintaan rata-rata bulanan untuk Minyakita dan minyak goreng curah sekitar 205.000 Kiloliter, yang diperkirakan meningkat menjadi 279.000 Kiloliter per bulan mendekati periode hari besar keagamaan.
https://money.kompas.com/read/2024/02/13/201500026/cenderung-fluktuatif-penjualan-minyak-goreng-diprediksi-2-78-ton-tahun-ini?page=all#google_vignette