JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat nilai ekspor produk minyak sawit bulan Juli 2020 mencapai US$ 1,868 miliar atau sekitar 13,6% dari nilai ekspor nasional (US$ 13,3 miliar).

“Kontribusi ini ditopang membaiknya harga CPO di pasar internasional. Harga CPO dari rata-rata US$ 602 per ton CIF Rotterdam pada Juni menjadi sekitar US$ 659 per ton pada Juli,” ujar Mukti Sardjono, Direktur Eksekutif GAPKI dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Minggu (20 September 2020).

Mukti menuturkan nilai ekspor produk sawit tersebut naik US$ 244 juta dibandingkan dengan nilai ekspor bulan Juni sebesar US$ 1,624 miliar. Peningkatan nilai ekspor didukung oleh pertumbuhan  volume ekspor produk sawit sebesar 362 ribu  ton dari 2,767 juta ton per Juni menjadi 3,129 juta  ton pada Juli.

Volume ekspor yang meningkat ditopang produk olahan dan lauric. Ekspor produk olahan sawit terdongkrak 352 ribu ton, dari 1,609 juta ton menjadi 1,961 juta ton. Sementara itu, produk lauric (PKO dan olahan PKO) naik 32 ribu ton. Ekspor oleokimia relatif tetap sedangkan ekspor biodiesel dan CPO mengalami penurunan masing-masing sekitar 3 ribu ton dan 19 ribu ton.

Berdasarkan negara pembeli, ekspor ke China dan Timur Tengah menjadi kontributor utama kenaikan ekspor di bulan Juli dimana ekspor ke China naik 188 ribu ton (43%) menjadi 629 ribu ton dan ke Timur Tengah naik 107 ribu ton (65%) menjadi 273 ribu ton. Ekspor ke India turun 31 ribu ton (5%) dan ke Afrika turun 41 ribu ton (15%).

Kendati, ada pertumbuhan ekspor sepanjang Juli kemarin. Tetapi, volume ekspor dari Januari-Juli 2020 lebih  rendah 1,189 juta ton  menjadi 18,632 juta ton dari periode sama tahun lalu.Ekspor ke China 2020 sebesar 2,634 juta ton atau hanya sekitar 61% dari tahun lalu yang sebesar 4,281 juta ton (YoY). Sementara ekspor ke India yang mengalami kenaikan menjadi 3,249 juta ton, lebih tinggi 22% lebih tinggi dari ekspor tahun lalu.

 

Sumber: Sawitindonesia.com