Dr.Bayu Krisnamurthi, Pengamat Sawit, mengatakan produk sawit Indonesia menghadapi situasi pasar yg terus prospektif sepanjang tahun 2018. Termasuk juga permintaan di dalam dan luar negeri masih tetap kuat sejalan dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang cukup baik.
Bayu Krisnamurthi menjelaskan ada tujuh langkah strategis untuk memperkuat peranan industri sawit. Pertama produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) sawit dapat mencapai rata-rata 25 ton per hektare per tahun. Kedua, memperkuat pengembangan kelapa sawit yang bersifat multiproduk seperti pangan, energi, oleochemical, jasa perkebunan, dan produk penyerta lain. Ketiga, industri sawit lebih terencana dan dapat teremajakan.
Keempat, kelapa sawit semakin dimengerti, clear, legal, terlindungi, dan diapresiasi. Kelima, kelapa sawit diusahakan secara seimbang antara usaha besar dan usaha kecil.
Keenam, kelapa sawit mampu mengelola pengaruhnya di pasar global dan lokal: bisnis, ekonomi, dan politik. Ketujuh, sawit dapat memainkan sinergi diantara pelaku dan lembaganya.
“Ketujuh point tadi adalah langkah strategis yang perlu dilakukan oleh industri sawit Indonesia,” kata Bayu dalam layanan pesan singkat WhatsApp, Senin (2 Januari 2018).
Bayu menyebutkan tantangan industri sawit tetap besar terutama dalam menghadapi dinamika pasar di beberapa negara semakin protektif dan menerapkan lebih banyak persyaratan perdagangan. Juga tantangan didalam negeri dalam bentuk pengelolaan lebih baik dan kekompakan para pelaku industri.
“Persaingan antar perusahaan memang suatu keniscayaan, tetapi juga ada kepentingan bersama menghadapi pasar lebih besar yang harus didahulukan,” papar Wakil Menteri Perdagangan periode 2011-2014 ini.
Yang perlu diingat, kata Bayu, bahwa sawit kegiatan usaha dan industri berjangka panjang. Yang dilakukan tahun ini adalah bagian dari proses telah dilewati di masa lalu dan akan jadi bagian dari masa depan. “Dengan perkataan lain, apa yg dilakukan atau tidak dilakukan tahun ini akan berdampak ke masa depan,”pungkasnya.
Sumber: Sawitindonesia.com