Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Sahat Sinaga, memberikan dukungannya terhadap kebijakan Presiden Prabowo Subianto mengenai ekspansi kebun kelapa sawit. Menurut Sahat, dengan meningkatnya kebutuhan Crude Palm Oil (CPO) di pasar domestik, langkah ini menjadi sangat penting untuk menjaga ketahanan energi berbasis biofuel. Ia juga menegaskan bahwa perluasan kebun sawit akan mendukung posisi Indonesia sebagai produsen minyak sawit terbesar di dunia.
Tantangan dalam Implementasi Kebijakan Ekspansi Sawit
Sahat mengingatkan beberapa tantangan yang perlu dihadapi pemerintah dalam mengimplementasikan kebijakan ini. Salah satu isu utama adalah intensifikasi dan keterlacakan (traceability) kebun sawit, terutama untuk kebun milik petani kecil. Banyak kebun sawit masih terjebak dalam status kawasan hutan dan belum memiliki sertifikat. Oleh karena itu, petani sawit perlu didorong untuk mendapatkan sertifikasi agar akses pasar mereka terjamin dan produksi berkelanjutan dapat terwujud.
Selain itu, peremajaan kebun sawit rakyat harus dipercepat, mengingat banyak kebun sawit yang telah tua dan membutuhkan replanting untuk meningkatkan produktivitas secara signifikan.
Pengelolaan Sawit yang Terorganisir
Sahat juga menyoroti pentingnya pengelolaan kebun sawit melalui kelembagaan seperti koperasi. Kelembagaan ini akan memudahkan petani dalam mendapatkan sertifikasi ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil), yang penting untuk meningkatkan daya saing produk sawit Indonesia di pasar internasional yang semakin memperhatikan aspek keberlanjutan.
Ia juga mengusulkan agar pemerintah memanfaatkan lahan-lahan terdegradasi, terutama di wilayah Indonesia bagian timur, untuk kebun kelapa sawit. Hal ini tidak hanya meningkatkan produktivitas sawit, tetapi juga mendukung pembangunan di daerah-daerah yang kurang berkembang, sebagai bagian dari upaya pemerataan ekonomi.
Rekomendasi Pembentukan Badan Otorita Khusus
Untuk memastikan keberlanjutan industri sawit, Sahat menekankan perlunya pengelolaan yang terintegrasi dan efektif. Salah satu solusi yang ia usulkan adalah pembentukan badan otorita khusus di bawah Presiden untuk menangani sektor sawit. Langkah ini diperlukan mengingat kompleksitas industri sawit yang melibatkan banyak kementerian.
Keseimbangan Ekonomi dan Lingkungan
Melalui kebijakan yang komprehensif, Indonesia berupaya menjaga keseimbangan antara pengembangan ekonomi dan pelestarian lingkungan. Perluasan kebun kelapa sawit yang memanfaatkan lahan terdegradasi menjadi pilihan tepat untuk mendukung ketahanan pangan, energi, dan ekspor sawit, tanpa mengorbankan kelestarian hutan.
Kebijakan ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produktivitas sawit dan daya saing internasional, tetapi juga memperbaiki kesejahteraan petani sawit serta mendorong pemerataan ekonomi di seluruh wilayah Indonesia.