Selama triwulan terakhir tahun 2021, harga Crude Palm Oil (CPO) mengalami kenaikan yang sangat tinggi.
Keadaan ini menyebabkan terjadinya kelangkaan pemenuhan bahan pokok khususnya minyak goreng sawit.
Melihat kondisi tersebut, Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan Republik Indonesia bekerjasama dengan Asosiasi Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) memerintahkan kepada seluruh produsen minyak goreng untuk turut serta mengatasi permasalahan tersebut dengan menyediakan minyak goreng sawit murah bagi masyarakat.
PT Sime Darby Oils Pulau Laut Refinery (SDOPLR) selaku produsen minyak goreng Alif yang berkedudukan di Kabupaten Kotabaru Kalimantan Selatan tentu tergerak untuk ambil bagian bahkan terjun langsung ke lapangan untuk membantu kesulitan masyarakat.
Hal ini dibuktikan dengan selalu hadirnya Minyak Goreng Alif di beberapa kegiatan Operasi Pasar atau pasar murah yang dilaksanakan oleh Dinas Perdagangan Provinsi bekerjasama dengan Pemerintah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.
Dalam tiap gelaran operasi pasar atau pasar murah ini, PT Sime Darby Oils Pulau Laut Refinery setidaknya menyediakan 2.400 liter per kegiatan dan dijual seharga Rp. 14.000 per liternya dan dengan pembatasan jumlah pembelian maksimal 3 liter per orang.
Sehingga dengan manajemen pasar murah seperti itu bisa merata terbagi ke masyarakat.
“Selain itu, kami juga memberikan alokasi ke beberapa retail modern seperti Indomaret dan Alfamart di area Kalsel. Terkait masalah pendistribusiannya saat ini sedang dalam proses dan akan segera direalisasikan,” kata Executive Sales Marketing, PT. Sime Darby Oils Pulau Laut Refenery, Agus Andriono, Rabu (15/12/2021).
Diakuinya bahwa, pihaknya membantu masyarakat terkait ketersediaan minyak goreng dengan harga terjangkau ini.
“Semoga kerjasama ini bisa sedikit membantu meringankan beban mayarakat, khususnya masyarakat di Kalimantan Selatan,” tandasnya.
Adapun, Head PT Sime Darby Oils Pulau Laut Refenery, Mohd Hafiz Hamzah, menyambut baik program ini, selain sebagai bentuk keprihatinan, kegiatan ini juga sebagai ucapan terimakasih kepada seluruh masyarakat karena telah menerima produk kami (Minyak Goreng Alif).
“Semoga tahun depan harga CPO sudah kembali normal sehingga harga minyak goreng pun dapat kembali normal seperti sedia kala,” tuturnya.
Pada pasar murah di halaman Disdag Kalsel, di Banjarmasin, sebanyak 2.400 liter minyak goreng Alif ludes terjual dalam waktu 1,5 jam.
Dimana Minyak goreng di jual Rp14 ribu per liter, lebih murah dari harga di pasar yang dijual Rp19-Rp20 ribu per liter.
Kadis Perdagangan Provinsi Kalsel Birhasani mengatakan kegiatan pasar murah inilah salah satu solusi untuk menyediakan harga terjangkau akan minyak goreng yang sedang naik saat ini kepada untuk membantu masyarakat.
Menanggapi minyak goreng yang melambung tinggi di pasar ini, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia, Joko Supriono menjelaskan ketika sawit mahal minyak goreng mahal itu berkorelasi.
Tapi satu sisi, ketika sawit mahal para petani juga menikmati, dampak positif itu.
Dan pemerintah terkait minyak goreng mahal ini sudah ada dan sudah dijalankan pemerintah melalui program 11 juta liter yang dipatok dengan harga Rp 14 liter.
“Agar supaya beredar di desember ini pada Natal dan Tahun Baru. Supaya masyarakat membeli harga minyak goreng dengan harga terjangkau. Terutama di pasar retail, ” kata Joko Supriono ketika menghadiri acara Borneo Palm Oil di Rattan In Banjarmasin, Rabu (15/12/2021).
Pointnya adalah, sambung Joko Supriono, Pemerintah juga meminginkan agar minyak goreng tidak boleh lagi dijual curah atau tanpa kemasan. Karena minyak goreng curah identik tidak steril dan tidak higienis, sering disalahgunakan, ” kata dia.
Menurutnya, harga sawit ini karena komoditi faktor pasar.
“Jangan salah, Harga Sawit (CPO) akan naik turun, bukan berarti akan naik terus. Karena namanya komoditi ini bisa fluktuasi tergantung suplai dan demand,” kata dia.
Diketahui, harga terpuruk sawit berada di tahun 2018, dimana Harga sawit saat itu sekitar 500-600 dollar. Namun, sekarang harga sawit menyentuh di harga 1200 dollar atau tiga kali lipat dari harga terjelek.
Sumber: Banjarmasin.tribunnews.com