Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apskasindo), Wagio Ripto menilai untuk mensejahterakan petani sawit di Kalimantan Barat perlu tata niaga Tandan Buah Segar atau TBS.

Hal tersebut kata Wagio perlu diperjuangkan untuk meningkatkan pendapatan petani. Mengingat petani diakuinya tidak mendapat manfaat apapun dengan adanya pelabuhan modern kecuali ada fasilitas industri hilirnya.

“Itupun tanpa pembenahan tata niaga TBS yang adil petani tak mendapat manfaat. Yang jelas perusahaan harus melaksanakan ketetapan pemerintah dalam hal pembelian TBS petani, pemerintah haruss melarang adanya loading ram liar,” ujar Wagio, Kamis (16/8/2018).

Ia juga mendorong penerapan saksi bagi perusahaan yang tidak patuh membeli TBS dengan harga yang ditetapkan disbun.

Diakuinya sawit saat ini memang masih menjadi produk unggulan Kalbar, namun berbagai persoalan harus dibenahi agar tidak menyengsarakan rakyat

“Perusahaan tidak boleh menolak membeli buah petani. Itu yang menyebabkan tata kelola TBS jadi kacau. Kalau tata niaganya seperti saat ini sawit bahkan akan mensengsarakan rakyat,” ujarnya.

Seyogyanya pemerintah kata Wagio segera memperluas pengembangan industri hilir. “Bio diesel apakah untuk konsumsi lokal atau ekspor. Agar sawit tetap mensejahterakan segera mereplanting tanaman tua yang tidak produktif dengan dana BPDP KS serta mengembangkan industri pengolahan bio massa kayu sawit ex replanting,” ujarnya.

Dibanding komoditi yang lain sawit kata Wagio masih jadi unggulan. Apalagi sawit dapat dikembangkan ke hilir.

“Meskipun harga lagi jatuh, jadi pintu keluar dibenahi tapi jalan menuju pintu semeraut akhirnya fasilitas yang ada mubazir. Disamping peran BUMN sebagai agent development harus di maksimalkan. Kalau tidak petani hanya menjadi pihak yang tak berdaya diperlakukan perusahaan-perusahaan besar,” ujarnya.

 

Sumber: Tribun Pontianak