JAKARTA. Meskipun tengah mengalami banyak tekanan, ekspor produk minyak sawit Indonesia tetap tumbuh. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) mencatat ekspor crude palm oil (CPO) dan turunnya tumbuh 24% pada Agustus 2017.

Jika pada bulan Juli 2017 ekspor CPO dan turunannya sebesar 2,4 juta ton, naik menjadi 2,98 juta ton. Menurut Sekretaris Eksekutif Gapki Togar Sitanggang, ekspor ke China tercatat memecah rekor tahun ini karena naik 169% dari Juli yakni dari 167.280 ton menjadi 449.200 ton pada Agustus 2017.” China meningkatkan pasokan minyak sawit untuk mengisi stok di dalam negeri,” ujarnya, Senin (9/10).

Direktur Eksekutif Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Iskandar Andi Nunung menambahkan, peningkatkan ekspor ke China dilakukan untuk kebutuhan biodiesel. “Permintaan meningkat karenasawit ini multifungsi, tidak hanya untuk minyak goreng tapi digunakan untuk industri kosmetik, bioenergi, dan industri farmakologi. Sekarang ekonomi dunia juga tidak terganggu, sehingga tidak mempengaruhi permintaan minyak sawit,” katanya.

Selain China, India juga dinilai akan terus meningkatkan impor CPO kendati sudah menerapkan Bea Masuk (BM) yang tinggi. Negara-negara Eropa yang doyan menyerang produk CPO, juga dinilai tetap membutuhkan CPO untuk konsumsi dalam negeri.

Lidya Yuniartha Panjaitan

 

Sumber: Harian Kontan