Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Bali dan PCNU Lombok Timur mengapresiasi kepedulian GAPKI terhadap bencana gempa di Lombok. Setelah menyalurkan bantuan tahap satu dan dua, pelaku usaha sawit kembali terlibat dalam pemulihan sarana dan prasarana wilayah terdampak pasca gempa.
“Masjid ini bukan saja menjadi tempat shalat bagi warga Ketapang tetapi juga menjadi tempat mempererat persaudaraan untuk membangun kesalehan sosial,” kata Ketua PWNU Bali, KH Abdul Aziz, saat peresmian Masjid Sirojuttholibin yang direnovasi GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit) bekerjasama dengan PWNU Bali, Sabtu (20 Oktober 2018).
Program renovasi Masjid Sirojuttholibin yang rusak parah akibat gempa merupakan salah satu kegiatan dalam program GAPKI Peduli. Selain renovasi masjid, GAPKI (Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia) juga telah menyalurkan bantuan yang diwujudkan dalam bentuk barang untuk membantu keperluan masyarakat yang menjadi korban gempa di Lombok Timur.
Ketua Umum GAPKI Joko Supriyono mengatakan, bersyukur bisa hadir langsung dalam peresmian masjid yang dalam renovasi pembangunannya kembali bekerjasama dengan PWNU Bali.
“Akhir Oktober ini kami akan menyelenggarakan konferensi internasional sawit di Bali, dan kehendak Tuhan YME, Agustus lalu di Lombok terjadi gempa. Kami spontan menggalang teman-teman untuk bisa ikut membantu masyarakat di sini,” kata Joko.
Joko menyampaikan rasa terima kasih kepada masyarakat Lombok Timur karena menerima bantuan dari GAPKI dengan tangan terbuka. “Kami bahagia bisa disambut sangat meriah seperti sekarang,” kata Joko.
Selain Joko, hadir sejumlah Pengurus GAPKI lainnya yaitu Wakil Ketua Umum Susanto, Ketua Bidang Agraria Eddy Martono, Ketua Bidang Kemitraan dan Pembinaan Petani Suryanto, dan Ketua Bidang Komunikasi Tofan Mahdi.
Selama mendistribusikan bantuan kepada para korban gempa di Lombok, GAPKI bekerja sama dengan LPBI NU (Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim-Nahdlatul Ulama).
Seperti pernah diberitakan, kegiatan kemanusiaan yang dikemas dalam program Gapki Peduli Lombok dan Palu juga dilaksanakan sebagai pre-event konferensi minyak sawit terbesar di dunia, 14th Indonesian Palm Oil Conference (IPOC) and 2019 Price Outlook di Nusa Dua Bali, 30 Oktober – 2 November 2018.
Sumber: Sawitindonesia.com