JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) dan Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (APKASINDO) sepakat mendukung aturan pemerintah yang melarang mudik pada tahun ini. Sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang disampaikan pada Selasa kemarin (21 April 2020).
Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI, mengatakan GAPKI telah menyerukan supaya pekerja kebun tidak mudik ke kampung halamannya semenjak Maret kemarin. Langkah ini diambil untuk mengantisipasi penyebaran virus Covid-19 atau Corona. Setelah seruan GAPKI supaya pekerja kebun tidak mudik. Usulan serupa muncul dari pemerintah dan BUMN. Apabila karyawan tidak mudik maka perkebunan akan kontribusi positif untuk mencegah penularan Corona lebih signifikan.
“Jika orang mudik semua dikhawatirkan penularan lebih luas. GAPKI sangat memerhatikan persoalan mudik ini karena ingin menjalankan protokol kesehatan lebih ketat.Makanya, kami dukung pelarangan. Tujuannya operasional sawit tetap berjalan baik,” tegas Joko.
Joko mengajak pelaku usaha perkebunan supaya fokus dan ikut berkontribusi atas pencegahan wabah virus ini. Artinya kontribusi pelaku usaha sangatlah penting untuk membendung penyebaran Covid-19.

Joko meminta kegiatan operasional perkebunan dan pengolahan sawit tidak mendapatkan hambatan di daerah. Pasalnya, ada laporan dari anggota GAPKI sempat muncul isu penghentian sementara operasional dan kegiatan logistik termasuk sawit.
“Beberapa waktu lalu, di beberapa derah muncul isu setop angkutan transportasi TBS dan CPO. Ada kekhawatiran, pemerintah daerah akan mengikuti Jakarta sebagai rujukan pembatasan sosial. Saya telah menginstruksikan pengurus Gapki di daerah untuk mengawal isu tersebut selama pandemi Corona,” tegas Alumni Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada (UGM) ini.
Ir. Gulat Manurung, MP.,C.APO, Ketua Umum DPP APKASINDO, juga mengeluarkan himbauan kepada 22 Provinsi DPW APKASINDO dan 117 Kab/ Kota DPD APKASINDO melalui teleconference supaya mensosialisasikan kepada semua petani di wilayah masing-masing supaya membatalkan niatan mudik lebaran tahun ini. “Ini untuk kebaikan kita semua, jangan memaksakan diri, supaya Pandemi Covid-19 ini bisa dengan segera tereleminasi dari Indonesia,” ujar Gulat.
Ditambahkan Gulat jika memaksakan diri tetap mudik maka potensi penyebaran Covid-19 ini semakin sulit untuk dikendalikan karena setiap orang berpotensi sebagai carrier (pembawa) Covid-19. Apalagi pemerintah sudah dengan tegas melarang mudik. Maka, APKASINDO sebagai organisasi yang menaungi petani berada di garda terdepan untuk mematuhi himbauan ini.
“Kita harus mensyukuri, aktivitas dan operasional kebun dan pabrik masih berjalan. Alhamdulillah, ekspor CPO masih lancar. Sekalipun harga CPO turun semenjak dua minggu terakhir turun, tapi harus tetap optimis. Jangan gara-gara corona tak segera teratasi, lalu pemerintah terpaksa mengunci negara ini. Pastinya sangat sengsara dan dirugikan,” ujar kandidat Doktor Lingkungan ini.

Gulat menyebutkan secara pribadi sepakat dengan statement Presiden Jokowi bahwa mudik dilarang tetapi pulang kampung boleh. Karena, berbeda antara mudik dengan pulang kampung. Sebab, mudik itu pulang secara serentak dalam rentang waktu sama karena ada kegiatan hari besar seperti lebaran. Setelah dari Lebaran, mereka akan kembali lagi ke kota atau domisili awal. Tapi pulang kampung ini berarti menetap di kampung dengan alasan tertentu. Jadi mudik ini yang saya maksud kita urungkan dulu kepada kita semua petani, kita harus bersatu padu untuk kebaikan bersama.
Gulat menghimbau bagi petani Sawit yang masih beraktivitas dikebun supaya tetap mengedepankan protap Mitigasi Covid-19 sebagaimana anjuran Kementerian Kesehatan seperti seperti jaga jarak saat bekerja, menggunakan masker, rajin cuci tangan dengan deterjen, dan minum asupan vitamin. Sekalipun kita yakin bahwa dalam bekerja di bawah sinar matahari akan diuntungkan sebab corona tidak kuat kena panas matahari. Terutama bagi supir dan pekerja bongkar muat TBS, supaya ingat Protap tersebut.
“Saya mengkhawatirkan apabila justru industri sawit sudah menjadi carrier Covid-19, akibat kelalaian kita sendiri, maka selesailah kita petani sawit,” pungkasnya menutup pembicaraan
Sumber: Sawitindonesia.com