JAKARTA, investor.id – Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) menyebut ekspor produk sawit bulan Juli 2022 mencapai 2.705 ribu ton naik 371 ribu ton dari ekspor bulan Juni. Kenaikan terjadi pada CPO sebesar 174 ribu ton, olahan CPO sekitar 122 ribu ton dan biodiesel sekitar 23 ribu ton.

 

“Ekspor biodiesel naik secara konsisten sejak bulan Maret 2022 yang mungkin disebabkan permintaan yang meningkat akibat harga minyak bumi yang sangat tinggi,” ungkap Direktur Eksekutif GAPKI Mukti Sardjono dalam keterangan pers, Jumat (16/9/2022).

Namun, Mukti mengatakan kenaikan ekspor Indonesia dan pasokan dari minyak nabati lainnya juga menambah pasokan di pasar dunia sehingga harga minyak nabati termasuk CPO CIF Rotterdam turun tajam dari US$ 1.507 per ton di bulan Juni menjadi US$ 1.240 per ton dan harga dalam negeri (FOB) turun dari Rp 10.523 per kg menjadi Rp 8.322 per kg.

 

“Walaupun demikian, nilai ekspor produk minyak sawit mencapai US$ 3,800 miliar sedikit mengalami kenaikan dari US$ 3,768 miliar pada bulan Juni,” tambah Mukti.

Berdasarkan tujuannya, Mukti menyebut, kenaikan ekspor Juni ke Juli terbesar terjadi untuk tujuan India sebesar 158,4 ribu ton, yaitu dari 212,4 ribu ton menjadi 370,8 ribu ton. Diikuti oleh Amerika Serikat (AS) 127,1 ribu ton dari 95,0 ribu ton menjadi 223,1 ribu ton, Tiongkok 107,9 ribu ton dari 416,2 ribu ton menjadi 524,0 ribu ton, dan Malaysia 103,7 ribu ton dari 99,9 ribu ton menjadi 203,6 ribu ton.

 

Lebih lanjut Mukti mengatakan, konsumsi dalam negeri relatif normal. Konsumsi untuk industri pangan dalam negeri mencapai 937 ribu ton, 3 ribu ton lebih tinggi dari bulan Juni sebesar 934 ribu ton sedangkan kosumsi biodiesel naik dari 720 ribu ton menjadi 759 ribu ton. Angka tersebut naik sebesar 5,4%.

Mukti menambahkan, produksi CPO bulan Juli mencapai 3.465 ribu ton dan PKO 338 ribu ton naik 5,1% dari bulan Juni sebesar 3.297 ribu ton untuk CPO dan 322 ribu ton untuk PKO. “Kenaikan produksi CPO dan PKO sebesar 184 ribu ton dibarengi dengan kenaikan ekspor sehingga terjadi penurunan stok dari 6.688 ribu ton pada bulan Juni menjadi 5.905 ribu ton,” tutup Mukti.

 

Sumber: Investor.id