Faktanya dengan memproduksi minyak sawit berkelanjutan juga membuka peluang perlindungan lingkungan, misalnya dalam skema produksi Certified Sustainable Palm Oil (CSPO) yang diterapkan pada skema RSPO, tidak hanya berfokus memaksimalkan produksi tetapi juga melibatkan preservasi dan proteksi lingkungan.

Dan terbukti itu bisa dilakukan, bahkan saat ini selain sebagai dua produsen utama minyak sawit dunia, Indonesia dan Malaysia juga menjadi produsen utama minyak sawit berkelanjutan. “Pengembangan produksi minyak sawit berkelanjutan di Indonesia mencerminkan para pengusaha perkebunan, temasuk pekebun kecil -skema kemitraan dan swadaya- terus bergulir di lapangan, kendati ada hantaman dari berbagai sisi, ini membuktikan keunggulan minyak sawit Indonesia masih teruji,” kata Community Outreach & Engagement Manager Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) Indonesia, Imam A. El Marzuq, dalam Acara FGD Sawit Berkelanjutan: Diskusi Sawit Bagi Negeri Vol 3, denga tema “Peluang Pasar  Sawit Berkelanjutan Indonesia” yang diadakah InfoSAWIT, pada Agustus lalu.

Guna memperkuat dukungan terhadap perlindungan lingkungan, RSPO pada tahun 2023 telah menargetkan produksi minyak sawit berkelanjutan di dunia bisa mencapai 23 juta ton, serta mendorong penyerapan minyak sawit berkelanjutan di dunia

Untuk itu, kata Imam, strategi yang akan dilakukan adalah mendorong agar pekebun (grower/perusahaan perkebunan) dapat menjaga komitmennya dan memenuhi rencana Time Bond Plan (TBP) masing-masing tepat waktu.

Untuk pasar minyak sawit di Uni Eropa, RSPO juga mendorong para pemangku kepentingan di Uni Eropa untuk bisa bekerja sama dengan lebih baik dan menunjukan kepada dunia bahwa praktik sawit berkelanjutan bisa bergerak maju dan mengambil salah satu dari 9 tindakan utama untuk membantu menciptakan komoditas dan pasar bebas deforestasi.

Lantas, mendorong menjadi anggota RSPO atau mendapatkan sertifikasi minyak sawit berkelanjutan melalui RSPO, dan dengan mendukung Strategi Petani RSPO untuk mendukung lebih banyak petani kecil menghasilkan produksi minyak sawit berkelanjutan.

Selain itu, RSPO juga menargetkan pada tahun 2023 mendatang, seluruh produksi CSPO dapat diserap oleh pasar sebagai produk minyak yang bersertifikat sawit berkelanjutan, baik melalui penjualan secara fisik, melalui skema credits, ataupun penjualan di bawah skema sertifikasi lain.

Pola kegiatan ini guna mendukung tercapainya minyak sawit berkelanjutan sebagai norma, keterlibatan pemangku kepentingan pun kata Imam perlu pula dilakukan, misalnya para pekebun akan terus maju menerapkan praktik kelapa sawit berkelanjutan, sementara para pengguna minyak sawit mesti memiliki komitmen menyerap minyak sawit berkelanjutan 100%. (T2)

Sumber: Infosawit.com