BANGKA — Menjadi buruh di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Bangka, merupakan profesi pekerjaan Pasli alias Kancil (43).
Walau bukan orang kantoran, tapi penghasilan mereka jangan diremehkan.
“Alhamdulillah, dalam sebulan paling tidak dapat Rp 5 Juta. Lumayan untuk menghidupi dua orang anak dan seorang istri,” kata buruh, Warga Desa Sempan Kecamatan Pemali Bangka ditemui Bangka Pos Groups disela kesibukannya memetik buah kelapa sawit milik seorang juragan di Desa Deniang Kecamatan Riausilip Bangka, Jum’at (9/3/2018).
Stabilnya harga tandan buah kelapa sawit (TBS) di daerah ini membuat pendapatan Kancil semakin membaik.
Dia mencari upah memetik TBS di kebun sawit milik perorangan, dan berpindah dari satu kebun ke kebun lainnya.
Selain memetik TBS, Kancil juga mencari upah memotong pelepah (mruning) batang sawit, termasuk upah mupuk dan upah lainnya di kebun.
“Harga sawit di tingkat petani jual ke tengkulak rata Rp 1.215 hingga Rp 1.230 perkg. Sedangkan di pabrik harganya sekitar Rp 1410 per kg atau lebih. Nah upah kami metik TBS, Rp 150 perkg. Belum lagi upah mupuk dan mruning pelepah batang, loading buah, mupuk, nyemprot rumput dan sebagainya. Jadi sebulan dapat lah penghasilan rata-rata Rp 5 Juta,” kata Kancil.
Saat melakukan aktifitas pekerjaan. Itu, Kancil biasa ditemani rekan seprofesi, Redianto alias Asew (45).
Ayah tiga anak yang juga berdomisili di Desa Sempan ini, mengaku berpenghasilan sama seperti Kancil.
“Karena kami rekan seprofesi,” tambah Asew.
Sumber: Belitung.tribunnews.com