Komisi Indonesian Sustainable Palm Oil (ISPO) akan menyerahkan 67 sertifikat ISPO kepada perusahaan dan koperasi di Menara 165, Jakarta Selatan, Selasa (18 September 2018). Alhasil, total sertifikat ISPO yang telah diterbitkan per 18 September 2018 mencapai 413 sertifikat.

“Dari 67 sertifikat yang diserahkan hari ini termasuk  untuk 2 KUD petani swadaya,” kata Aziz Hidayat, Kepala Sekretariat Komisi ISPO, melalui pesan telepon, Senin (17 September 2018).

Penyerahan sertifikat ISPO hari ini akan dilakukan oleh Bambang, Dirjen Perkebunan Kementerian Pertanian RI. Selain itu, akan ada pengakuan kepada tiga lembaga sertifikasi baru yaitu PT Intertek Utama Services,  Pt Global Inspeksi Sertifikasi, dan  PT Tafa Sertifikasi Indonesia.

Menurut Aziz, tim Komisi ISPO terus bekerja keras dalam rangka mempercepat penyerahan sertifikat ISPO. Kendati demikian, tim tetap independen dan teliti dalam proses verifikasi syarat prinsip dan kriteria perusahaan penerima ISPO. Terbukti, ada 33 pelaku usaha yang ditunda karena belum clean and clear lantara terganjal persoalan HGU, pelepasan kawasan hutan, sengketa lahan, kebun pemasok belum IUP, dan perubahan IUP.

Berdasarkan data Komisi ISPO, dari jumlah sertifikat ISPO sebesar 413 sertifikat yang diterbitkan saat ini terdiri dari 407 sertifikat perusahaan, 3 KUD Plasma, dan 3 KUD swadaya.

“Sertifikat ISPO akan berlaku selama lima tahun,”ujar Aziz.

Dengan adanya 413 sertifikat ini, maka total luas lahan yang telah bersertifikat 2.349.317 hektare, dengan total produksi TBS Sawit berjumlah 45.756.777 ton/tahun dan 10.204.706 ton/tahun.

Setelah penyerahan akan dilanjutkan diskusi interaktif bertemakan “Percepatan Sertifikasi ISPO, Solusi Jitu Hadapi Isu Negatif”, yang menghadirkan pembicara antara lain Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Bambang (Dirjen Perkebunan), J Kristiyadi ( Pengamat Politik), dan Bungaran Saragih (PASPI).

Sebelum penyerahan hari ini, jumlah sertifikat ISPO yang telah diterbitkan mencapai 346 sertifikat.

 

Sumber: Sawitindonesia.com