Kalangan asosiasi produsen minyak sawit dan minyak nabati di Indonesia maupun India menyepakati promosi minyak sawit berkelanjutan yaitu ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil) dan IPOS (Indian Palm Oil Sustainability Framework). Kesepakatan ini diperkuat dalam pertemuan antara Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), The Solvent Extractors’ Association India (SEA India) dan Solidaridad dalam pertemuan Rabu, (19 Desember 2018).
Pertemuan tersebut difasilitasi Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi melalui pertemuan lanjutan antara DMSI, SEA India dan Solidaridad untuk membahas tantangan global yang dihadapi oleh minyak kelapa sawit sebagai komoditi.
Derom Bangun, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), mengatakan Indonesia dan India memiliki tradisi hubungan ekonomi yang telah berlangsung cukup lama, salah satunya adalah dalam hal komoditi kelapa sawit.
Musdhalifah Machmud menyebutkan hasil dari MoU kedua negara akan mempromosikan pengembangan dan penggunaan minyak sawit Indonesia dan memfasilitasi implementasi Indonesian Sustainable Palm Oil System (ISPO) secara lebih luas. Tujuannya memajukan kepentingan produsen, pengolah, konsumen melalui dukungan dan aktivitas pengembangan produk, dan pasar.
“Tujuam pertemuan bersifat business to business. Sedangkan, pemerintah bertindak sebagai fasilitator dan observer untuk mengamati proses berjalannya kerjasama ini,” jelas Musdhalifah.
Data yang dikumpulkan hingga tahun 2017, nilai perdagangan antara kedua negara tercatat mencapai hingga US$18,1 milkar Dollar Amerika, yang mana 34.8% atau sekira US$4,9 miliar Dollar Amerika. Kontribusi utama ekspor adalah minyak sawit dari Indonesia ke India. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya komoditi kelapa sawit bagi kedua negara.
Ada empat point hasil dari pertemuan ini antara lain:
1.Minyak kelapa sawit berkelanjutan di pasar India melalui kampanye tentang standarisasi ISPO dan IPOS.
2. Membentuk komite kerja bersama Indonesia – India untuk memfasilitasi dan berkolaborasi dengan pemerintah kedua negara dalam rangka pengayaan kerjasama terkait perdagangan.
3. Meningkatkan partisipasi petani mandiri dalam pelaksanaan praktik pertanian kelapa sawit berkelanjutan (ISPO dan IPOS).
Komite tingkat tinggi ini diketuai oleh Bapak Derom Bangun, Ketua Umum DMSI dari Indonesia , dan Bapak Atul Chaturvedi, Presiden SEA India.
Seterusnya bertindak selaku wakil ketua, Musdhalifah Machmud dan Bapak Willistra Danny dari Kementerian Koordinasi Bidang Ekonomi pemerintah Republik Indonesia bertindak sebagai fasilitator.
Anggota lain yang termasuk dalam komite kerja bersama ini adalah Ibu Delima Hasri Darmawan (Gabungan Perusahaan Perkebunan Indonesia/GPPI), Dr. Darmono Taniwiryono (Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia/MAKSI), Bapak Kulbir Mehta (Solidaridad), Dr. B.V. Mehta (SEA India), Dr. Shatadru Chattopadhayay (Solidaridad), Dr. Suresh Motwani (Solidaridad), Bapak Edi Suhardi (Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia/GAPKI), Bapak Sahat SInaga (Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia/GIMNI), Bapak Rino Afrino (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia/APKASINDO), Bapak Azis Hidayat (ISPO), Bapak Vikash Sharma (GODREJ India), dan Bapak Dono Boestami (Badan Pengelola Dana Perkebunan – Kelapa Sawit/BPDP-KS).
Sumber: Sawitindonesia.com