Jakarta (ANTARA) – Kajian yang dilakukan oleh Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia menyebutkan program Biodisel B30 yang diselenggarakan pemerintah mampu menjaga harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) untuk tidak jatuh sekaligus memberikan dampak pada kesejahteraan petani.
“Dari sisi ekonomi sendiri, keunggulan B30 bisa menjaga harga CPO supaya tidak terlalu jatuh di dalam negeri. Kami ada kajian, kami melakukan simulasi dari hasil simulasi kita bisa lihat program B30 mampu menjaga nilai jual CPO dalam negeri,” kata peneliti LPEM FEB UI Bisuk Abraham dalam diskusi daring mengenai progres Biodisel B30 di Jakarta, Rabu.
Selain itu, dampak tidak langsung lain dari program Biodisel B30 juga berpengaruh pada kesejahteraan petani yang dinilai bisa menjaga tingkat konsumsi keluarga petani kelapa sawit mandiri.
Dalam kajian terpisah, Bisuk juga mengungkapkan bahwa ada keterkaitan dari harga CPO dengan harga tandan buah segar (TBS) yang dijual langsung dari petani kelapa sawit. Menurut hasil penelitian, harga TBS yang tinggi memiliki keterkaitan dengan kesejahteraan petani kelapa sawit.
Sekjen Serikat Petani Kelapa Sawit Indonesia (SPKSI) Mansuetus Darto juga mengakui adanya program Biodisel B30 mampu menjaga harga CPO tidak jatuh lantaran kelebihan produksi kelapa sawit di Indonesia.
“Kalau misalnya tidak ada B30, ini akan berbahaya buat industri sawit dan petani,” kata Darto.
Dia mengatakan Indonesia sudah tiga tahun berturut-turut kelebihan pasokan kelapa sawit yaitu pada 2018, 2019, dan 2020. Dia menyebut 16,3 juta hektar kebun kelapa sawit di seluruh Indonesia telah kelebihan 5 juta ton CPO yang tidak memiliki pangsa pasar.
Sumber: Antaranews.com