Vitamin E merupakan senyawa gizi yang esensial bagi kesehatan tubuh manusia. Vitamin tersebut bermanfaat sebagai antioksidan, anti penuan dini, kesehatan kulit, kesuburan rekproduksi, mencegah aterosklerosis, anti kanker dan meningkatkan imunitas. Vitamin E tidak dapat diproduksi oleh tubuh manusia sehingga harus disediakan oleh makanan.
Jenis Minyak Nabati | Kandungan Vitamin E (ppm) |
Kelapa Sawit | 1.172 |
Kedelai | 958 |
Jagung | 782 |
Biji Kapas | 776 |
Bunga Matahari | 546 |
Kacang Tanah | 367 |
Zaitun | 51 |
Kelapa | 36 |
Sumber: Slover (1971); Gunstone (1986); Palm Oil Human Nutrition (1989)
Kandungan vitamin E pada minyak sawit mencapai 1.172 ppm, lebih tinggi dari kandungan vitamin E minyak kedelai (958 ppm), minyak biji matahari (546 ppm), minyak jagung (782 ppm) dan seterusnya. Selain itu, vitamin E minyak sawit mengandung 20 persen tocopherols dan 80 persen tocotrienols (Man dan Haryati, 1997) yang keduanya berfungsi sebagai antioksidan.
Pada industri farmasi, minyak sawit juga menjadi sumberbahan vitamin E. Upaya untuk memanen vitamin E dari minyak sawit sudah lama dikembangkan oleh industri-industri farmasi melalui proses ekstraksi yang kemudian diproduksi dalam bentuk kapsul-kapsul vitamin E. Karena itu perkebunan kelapa sawit dapat dikatakan “pabrik” biologis vitamin E. Kebun sawit juga tidak hanya penghasil minyak nabati paling efisien di dunia, ternyata juga penghasil vitamin E yang paling efisien. Suatu saat selain produsen minyak sawit terbesar dunia, Indonesia juga ternyata berpotensi menjadi ekportir besar vitamin E.
Sumber: Mitos vs Vakta, PASPI 2017
Sumber: Sawitindonesia.com