JAKARTA – PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V meraih sertifikat budidaya dan pengelolaan perkebunan sawit yang lestari tingkat internasional atau roundtable on sustainable palm oil(RSPO) dari lembaga sertifikasi internasional TUV Rheinland. Seiring dengan itu, PTPN V siap memacu ekspor minyak sawit mentah {crude palm oil/CPO).
TUV Rheinland memberikan sertifikat RSPO kepada tiga pabrik kelapa sawit (PKS) berikut tiga kebun pemasoknya di Riau, yakni PKS Tanah Putih dan kebun inti seluas 2.040,18 hektare (ha) di Kabupaten Rokan Hilir, PKS Sei Garo serta hamparan kebun sawitnya seluas 3.271 ha, serta PKS dan kebun inti Sei Pagar seluas 2.856,84 ha, yang keduanya berlokasi di Kabupaten Kampar. Sebelumnya, sebanyak enam PKS dan satu pabrik inti sawit yang dikelola PTPN V, telah mengantongi sertifikat RSPO. Total ada sebanyak 10 sertifikat RSPO yang telah diraih PTPN V.
Menurut CEO PTPN V Jatmiko K Santosa, sertifikat RSPO yang diperoleh perusahaan berlaku hingga 31 Oktober 2025. “Sertifikat RSPO Ini merupakan kado indah pada 2020, dengan situasi yang menantang akibat pandemi Covid-19, serta menjadi penambah semangat kami untuk mengarungi tahun-tahun mendatang. Tentu saja, pencapaian ini menunjukkan komitmen PTPN V sebagai produsen CPO yang bertanggungjawab,” kata Jatmiko, Rabu (4/11).
Jatmiko menargetkan, pada 2022, seluruh pabrik sawit perusahaan yang terdiri dari 12 PKS dan satu pabrik inti sawit sudah tersertifikasi RSPO. Dari 12 PKS, tinggal tiga pabrik yang belum tersertifikasi RSPO. “Kami menargetkan seluruhnya bersertifikat RSPO, sebagaimana seluruh pabrik kami telah mengantongi sertifikasi Indonesian Sustainable palm oil (ISPO) pada 2018,” tutur Jatmiko.
Jatmiko menambahkan, industri kelapa sawit bukan hanya terbatas sebagai komoditas strategis dan prospektif untuk meningkatkan ekonomi dan mengentaskan kesenjangan di masyarakat, melainkan harus berbasis lingkungan. PTPN V sebagai perusahaan negara, dapat menjadi bukti konkret penerapan budidaya sawit yang berkelanjutan. PTPN V juga menjadi pionir untuk meningkatkan citra kelapa sawit Indonesia di pasar global, yang secara tidak langsung akan berpengaruh pada menguatnya harga CPO.
Selain PKS dan kebun yang dikelola langsung, saat ini, dia menerangkan, PTPN V mendorong sertifikasi RSPO untuk kebun sawit rakyat atau plasma yang menjadi mitra binaan perusahaan. Saat ini, terdapat lima KUD mitra binaan yang rencananya dilakukan gap analysis antara standar RSPO dan kondisi riil. Diharapkan proses sertifikasi dimulai pada 2021, sehingga kedepan petani sawit plasma mendapatkan manfaat insentif harga dari RSPO.
Bersamaan dengan diperolehnya tiga sertifikasi RSPO tersebut, dia menuturkan, perusahaan juga memperoleh dua sertifikasi ISPO, masing-masing untuk unit kebun PTPN V Sei Lindai seluas 3.603,49 ha dan Kebun Sei Berlian seluas 3.932 ha yang berlokasi di Kabupaten Kampar, Riau. Kedua sertifikasi itu berlaku hingga September 2025.
Sumber: Investor Daily Indonesia