JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Produksi sawit di tahun ini diperkirakan meningkat 55,69 juta ton termasuk CPKO (minyak kernel sawit). Kenaikan ini dipengaruhi faktor dukungan iklim semenjak 2019 di mana tidak terjadi kekeringan ekstrim. Begitupula 2020, curah hujan relatif baik sehingga berdampak positif kepada produksi di tahun ini.

“Faktor cuaca sangat memengaruhi produksi tanaman sawit. Langkah mitigasi perlu dijalankan. Untuk itu, upaya mengelola dan mitigasi resiko seperti kebakaran lahan. Ini perlu menjadi perhatian bersama,” ujar Joko Supriyono, Ketua Umum GAPKI dalam webinar Ngobrol Bareng Gapki bertemakan “Prediksi Iklim 2021 dan Dampaknya Bagi Produksi Sawit”, Selasa (4/5/2021).

 

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika(BMKG) juga memperkirakan tidak akan terjadi kekeringan panjang dan cuaca hujan relatif normal bahkan tinggi di wilayah sentra sawit. Prakiraan Musim Kemarau 2021 pada 342 Zona Musim (ZOM) di Indonesia menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah diperkirakan mengalami Awal Musim Kemarau 2021 pada kisaran bulan Mei dan Juni 2021.

Pada April 2021, curah hujan tinggi (>300mm/bulan) di wilayah sentra sawit seperti Sumatera Bagian Utara, sebagian Riau, Jambi bagian Timur, Sumatera Selatan bagian tengah, Kalimantan Tengah, Kalimantan Utara, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Papua Barat dan Papua.

Musim kemarau tahun 2021 diprediksi tidak berdampak bagi produksi kelapa sawit. Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi produksi minyak sawit mentah (CPO) mencapai 48,40 juta ton dan minyak kernel sawit mentah (CPKO) 7,29 juta ton. Sehingga total produksi diprediksi mencapai 55,69 juta ton pada tahun 2021.

Dalam presentasinya, Ketua Bidang Riset dan Peningkatan Produktivitas Gapki Hasril Hasan Siregar mengatakan musim kemarau tahun ini diprediksi tidak ekstrim bahkan mundur ke bulan Mei-Juni dan puncaknya bulan Agustus sebagaimana data BMKG di mana berpotensi lebih singkat. Selain itu, kondisi curah hujan umumnya normal dan di atas normal.

“Dari data tim Agroklimatologi PPKS, sesuai kondisi iklim 2019 memang ada kekeringan dengan El Nino lemah. Lalu tidak ada kekeringan pada 2020. Memasuki tahun 2021 berpotensi tanpa kekeringan. Kondisi ini akan membuat produksi sawit lebih bagus di tahun ini,” ujar Hasril saat menjadi pembicara dalam webinar Ngobrol Bareng Gapki bertemakan “Prediksi Iklim 2021 dan Dampaknya Bagi Produksi Sawit”, Selasa (4/5/2021).

 

Merujuk data iklim tersebut, produksi sawit tahun ini diperkirakan 55,69 juta ton. Data ini merupakan hasil perhitungan PPKS. Jumlah tadi terdiri dari Produksi CPO diprediksi 48,40 juta ton dan Produksi CPKO diprediksi 7,29 juta ton.

“Musim kemarau 2021 diprediksi tidak berdampak bagi produksi kelapa sawit,” proyeksi Hasril.

Sementara itu, GAPKI memproyeksikan data produksi CPO sebesar 49 juta ton dan 4,65 juta ton untuk CPKO (palm kernel oil. Total produksi tahun ini diperkirakan 53,65 juta ton.

“Walau musim kemarau 2021 diprediksi tidak ekstrim, namun kewaspadaan terhadap karhutla tetap diperlukan dengan mengutamakan persiapan dan upaya pencegahan,” pinta Hasril.

 

 

Sumber: Sawitindonesia.com