Sejak diadopsinya Delegated Act RED II Maret 2019 lalu, tidak dapat dipungkiri telah ikut membangun sentimen negatif pasar minyak sawit Indonesia di Eropa.

Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) mencatat, ekspor CPO dan turunannya ke Benua Biru ini terus tergerus. Pada April 2019 ekspor CPO dan turunannya dari Indonesia tercatat menurun 37% dibandingkan Maret lalu, kemudian pada Mei kembali melorot 4% dibandingan April (Maret 498,24 ribu ton, April 315,24 ribu ton dan Mei 302,16 ribu ton). “Lagi-lagi regulasi negara tujuan ekspor yang menjadi hambatan dagang,” tutur Direktur Eksekutif GAPKI, Mukti Sardjono, dalam keterangan resmi diterima InfoSAWIT, Senin (15/7/2019).

Pasar utama ekspor lain yang juga mengalami dinamika adalah China. Pada April membukukan kenaikan impor sebesar 41% dibandingkan Maret (dari 353,46 ribu ton meningkat menjadi 499,57 ribu ton) kemudian pada Mei melorot 18% (atau dari 499,57 ribu ton turun menjadi 410,56 ribu ton). Hal ini juga diikuti oleh Bangladesh.

 

Sumber: Infosawit.com