Kolestrol merupakan salah satu lemak yang sebetulnya sangat penting untuk keshatan tubuh. Namun jika kadarnya terlalu tinggi dan tidak seimbang, itu yang tidak menyehatkan. Ada tiga fraksi lemak yang menentukan kualitas kolestrol dalam tubuh, yakni kolestrol jahat LDL (Low Density Lipoprotein), kolestrol baik HDL (High Density Lipoprotein) dan asam lemak (trigliserida). Umumnya LDL dan trigliserida yang tinggi dapat berbahaya bagi kesehatan. Sebaliknya, HDL yang meningkat justru diinginkan dan baik untuk kesehatan. Dengan kata lain, segala sesuatu yang dapat LDL dan trigliserida sama artinya dengan menaikan kadar kolestrol jahat. Sedangkan, jika menaikan HDL berarti juga meningkatkan kolestrol baik.

Kaitan antara konsumsi minyak goreng sawit terhadap kolestrol tubuh sudah banyak dibuktikan para ahli gizi dan kesehatan. Puluhan hasil-hasil penelitian didalam dan diluar negeri yang telah dipublikasikan dalam jurnal-jurnal internasional (antaralain : American Journal of Clinic Nutrition, Journal Nutrition Biochemestry) telah menguji apakah konsumsi minyak goreng sawit meningkatkan kolestrol tubuh.

Konsumsi minyak sawit dapat menurunkan LDL sebesar 21 persen dan menurunkan trigliserida 14 persen serta menaikan HDL sebanyak 24 persen (Mien dkk, 1989). Artinya mengkonsumsi minyak sawit justru menurunkan kolestrol jahat dan sekaligus meningkatkan kolestrol baik hingga baik sehingga bagus bagi kesehatan tubuh.

Hasil penelitian para ahli lainnya, menghasilkan kesimpulan yang mendukung bahwa konsumsi minyak goreng sawit tidak meningkatkan kolestrol tubuh. Bahkan sebaliknya, konsumsi minyak sawit justru memperbaiki kolestrol tubuh yakni meningkatkan kolestrol baik (HDL) dan menurunkan kolestrol jahat (LDL) dan trigliserida serta mengurangi deposisi lemak tubuh. Sehingga konsumsi minyak sawit sesungguhnya dapat mengurangi/mencegah berbagai macam pernyakit yang terkait dengan kadar dan kualitas kolestrol darah seperti pernyakit kardiovaskuler/aterosklerrosis. Perbaikan kolestrol darah tersebut, terkait dengan kandungan minyak sawit yang mengandung asam lemak esensial, mengandung senyawa aktif/antioksidan dan proses pembuatan minyak goreng tidak mengalami hidrogenisasi.

Sumber: Mitos vs Fakta, PASPI 2017

 

Sumber: Sawitindonesia.com