InfoSAWIT, JAKARTA – Untuk kali pertama Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), selaku induk dari seluruh asosiasi di sektor hulu sampai hilir sawit, memberika penghargaan terhadap beberapa tokoh penting dalam pengembangan sumbsr energi berbahan baku minyak sawit.
Ketiga sosok itu, pertama, Prof Subagjo sebagai Inventor Katalis Bagi Indonesia, lantas kedua, Dr. Tatang Hernas Soearwidjaja, memperoleh penghargaan sebagai Promotor Pemanfaatan Biodiesel, kemudian ketiga, Ir. Sahat M Sinaga, memperoleh penghargaan sebagai Promotor Pengembangan Industri Biohidrokarbon.
Dikatakan Ketua Panitia Penghargaan DMSI, Prof Tien R Muchtadi, penghargaan itu diberikan lantaran ketiga sosok itu telah berjasa sangat besar dalam pengembangan industri biodiesel dan biohidrokarbon di Indonesia.
Misalnya saja Prof Subagjo, yang sudah melakukan penelitian katalis bersama timnya di Laboratorium Teknik Reaksi Kimia dan Katalisis ITB semenjak tahun 1983 dan telah menghasilkan enam jenis katalis yang terbukti berfungsi baik.
Katalis pertama yang dibuat berbasis besi oksida sebagai absorben gas II2S dinamai PIMITBl. Penggunaannya untuk desulfurisasi gas alam. Pada 2004, Prof Subagjo bersama rekannya, Makertihartha dan Melia Laniwati, menemukan formula katalis yang dinamai PK100 HS, untuk hidrotriting (hydrotreating) nafta (NHT).
Uji coba skala pilot di Pusat Riset dan Teknologi Pertamina menggunakan 100 gram katalis menunjukkan hasil lebih baik daripada katalis komersial. Dari sinilah katalis itu dijuluki katalis ”merah putih” pertama. “Kehadiran inovasi katalis “Merah Putih” ini memegang peran penting bagi kemandirian teknologi tanah air,” tutur Prof Tien dalam sambutannya pada acara Penyerahan Penghargaan DMSI, yang diikuti InfoSAWIT, Rabu (26/8/2020)
Menindaklanjuti temuan tersebut, Masyarakat Biohidrokarbon yang diketuai oleh Ir. Sahat M. Sinaga, berusaha mengembangkan apa yang telah dihasilkan oleh ITB yaitu Katalis Merah Putih. Dengan terciptanya Katalis Merah Putih ini Indonesia tidak perlu lagi mengimpor minyak bumi setiap tahun,
Lantaran, Industri katalis ini akan mendorong untuk menuju kemandirian energi. Dari hasil riset, selain memiliki harga yang lebih ekonomis serta hemat energi, minyak dari kelapa sawit ini juga menghasilkan gasolin yang lebih baik dibandingkan fosil.
Sementara peran sosok Dr. Tatang Hernas Soerawidjaja, dalam pengembangan bahan bakar berbasis minyak sawit atau kerap dikenal biodiesel juga tidak bisa dianggap sepele, lantaran peran sentralnya dalam mendorong pengembangan biodiesel sawit semenjak 2010 dengan membentuk Forum Biodiesel Indonesia dan pada 2012 aktif membentuk Ikatan Ahli-ahli Bioenergi Indonesia (IKABI).
“Banyak paparan Dr. Tatang yang membahas mengenai proses pengembangan biodiesel sawit nasional,” kata Ketua Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI), Derom Bangun, dalam sambutannya saat acara Penyerahan Penghargaan DMSI.
Dengan jasa yang sudah diberikan oleh ketiga sosok tersbut, maka kata Derom, sudah sewajarnya DMSI memberikan penghargaan yang setinggi-tingginya, lantaran dari ketiga sosok itu dihasilkan pengembangan biodiesel sawit yang bermanfaat bagi ekonomi bangi bangsa dan masyarakat.
“Melihat upaya mereka dalam mengembangkan sawit sebagai bahan bakar nabati yang sesungguhnya, maka kami perlu untuk memberikan penghargaan sebagai bentuk penghormatan atas hasil kerja yang telah dilakukan untuk industri kelapa sawit nasional,” tandas Derom. (T2)
Sumber: Infosawit.com