JAKARTA, SAWIT INDONESIA – Pemikiran Prof. Bungaran Saragih terkait sistem dan usaha agribisnis yang didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi dan berkelanjutan mendapat apresiasi dari berbagai kalangan.
Apresiasi atas pemikiran beliau salah satunya disampaikan oleh perwakilan dari pemerintah yaitu Musdhalifah Machmud, Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Kemenko Perekonomian pada Webinar Bedah Buku Suara Agribisnis : Kumpulan Pemikiran Bungaran Saragih, Senin (19 April 2021).
Dikatakan Musdhalifah pemikiran beliau terkait sistem dan usaha agribisnis yang didasari pada karakteristik berdaya saing, berkerakyatan, terdesentralisasi dan berkelanjutan. M “Pemikiran tersebut menjadi prinsip-prinsip dasar utama untuk mewujudkan pembangunan pertanian bagi peningkatan kesejahteraan petani serta memenuhi kebutuhan industri pangan Indonesia,” ujarnya.
Seperti diketahui, Prof. Bungaran merupakan tokoh nasional di bidang Agribisnis yang selalu mendorong sektor pangan dan agribisnis Indonesia menjadi lebih baik daripada sebelumnya. Beliau adalah Guru Besar IPB University di bidang agribisnis yang kiprah dan pemikirannya telah menjadikannya sebagai salah satu tokoh yang berpengaruh pada pembangunan pertanian. Bahkan hingga saat ini, pemikirannya masih sangat relevan dengan kebijakan Pembangunan Pertanian di masa kini dan mendatang.
Selanjutnya, Musdhalifah menjelaskan Prof Bungaran menciptakan paradigma baru soal pembangunan pertanian melalui pendekatan agribisnis. “Agribisnis merupakan paradigma baru pembangunan ekonomi berbasis pertanian. Kemudian unsur utama pembangunan agribisnis meliputi dunia usaha skala mikro, kecil, menengah, besar. “Pemerintah merupakan fasilitator dalam mewujudkan pembangunan agribisnis tersebut,” lanjutnya.
Sistem agribisnis meliputi: subsistem primer (tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan, peternakan dan perikanan) yang didukung secara terintegrasi oleh subsistem: Input, groindustri, pemasaran dan jasa penunjang yang mengubah sumber daya menjadi produk-produk agribisnis.
“Pemikiran Prof. Bungaran Saragih sangat relevan dengan kebijakan pembangunan pertanian Nasional saat ini dan masa mendatang, terkait sistem dan usaha agribisnis melalui peran aktif stakeholder,” imbuh Deputi Bidang Pangan dan Agribisnis, Kemeko Perekonomian.
Ditegaskan Musdhalifah pangan dan agribisnis menjadi salah satu motor penggerak dalam perekonomian nasional untuk mencapai pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan. Di tengah sektor lain berkontraksi negatif pada masa pandemi Covid-19, justru sektor pangan dan pertanian berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Sehingga kita bisa menyakini aktivitas perekonomian sangat tergantung dengan sektor pertanian,” tegasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dosen Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) IPB University, Dr. Bayu Krisnamurthi juga mengungkapkan apresiasi pemikiran Prof. Bungaran Saragih. Strategi pembangunan ekonomi nasional agribisnis atau tepatnya sistem dan usaha agribisnis memang sangat melekat dengan sosok Prof. Bungaran.
“Pemikiran Prof Bungaran dalam tiga buku Suara Agribisnis patut direfleksikan. Refleksi tersebut sebagai “Suara Guru Agribisnis yang Konsisten”. Tulisannya secara konsisten membawakan pemikiran agribisnis dalam bahasa umum dan sederhana. Namun masih dapat memberikan pemahaman yang mendalam atas isu agribisnis yang kompleks,” ujar Bayu.
Lebih lanjut, Bayu mengatakan buku Suara Agribisnis dinilai menjadi ‘saksi sejarah’ bahwa meskipun sudah melewati lebih dari satu dekade, beberapa isu agribisnis ternyata belum dapat diselesaikan. Misalnya mengenai impor beras maupun perkebunan sawit.
“Konsistensi isi buku tersebut tentunya tidak lepas dari konsistensi sikap dan pemikiran Prof Bungaran. Pemikiran ataupun paradigma, sebagai strategi pembangunan pertanian, sekaligus strategi pembangunan ekonomi nasional memang sangat lekat sosok Prof Bungaran,” lanjutnya.
Saat memimpin Pusat Studi Pembagunan IPB University menjelang pertengahan 90-an, Prof Bungaran menggali pemahaman akan hulu hilir dalam rangkaian sistem pertanian. Pemikiran yang konsisten tersebut bahkan dibawakannya dan diterapkannya saat menjabat sebagai Menteri Pertanian periode tahun 2000-2004.
“Pemikiran tersebut menjadi pengembangan sistem dan usaha agribisnis dan resmi menjadi strategi pembangunan pertanian dan dijalankan sepenuhnya oleh Kementerian Pertanian RI,” Imbuh Bayu, Mantan Wakil Menteri Pertanian.
Sumber: Sawitindonesia.com