Dalam beberapa tahun terakhir memang berkembang isu bahwa konsumsi minyak nabati dapat menyebabkan obesitas sehingga berpotensi menimbulkan diabetes. Penelitian tentang pengaruh konsumsi minyak sawit terhadap dibetes sampai saat ini masih terbatas dilakukan para ahli gizi dan kesehatan karena kasus hal tersebut jarang ditemukan.

Kasus diabetes terkait dengan sekresi insulin yang sangat penting dalam metabolisme gula darah. Beberapa peneliti yang ada menunjukan bahwa konsumsi minyak sawit tidak mempengaruhi sekresi insulin sehingga tidak menimbulkan diabetes bahkan cendurung menurunkan kasus diabetes. Sundram, et al ( 2007); Peairs, et al (2011); dan Filippou, et al (2014) menemukan bahwa konsumsi minyak sawit tidak mempengaruhi laju aktivitas/fungsi (sekresi) insulin maupun kadar glukosa darah. Bahkan Bovet, et al (2009) mengungkapkan bahwa penurunan konsumsi minyak sawit justru meningkatkan kasus diabetes.

Hal yang menarik adalah bahwa konsumsi minyak kedelai hidrogenisasi penuh (fully hydrogenated soybean oil) maupun hidrogenisasi parsial (partially hydrogenated soybean oil) justru menghambat produksi kelenjar insulin, meningkatkan kelenjar glukosa darah dan menurunkan HDL kolestrol (Sundram et al., 2007).

Dengan demikian sangat jelas bahwa konsumsi minyak sawit sebagai bahan makanan tidak mempengaruhi sekresi insulin maupun diabetes. Sebaliknya konsumsi minyak kedelai yang mengalami hidrogenisasi justru menghambat produksi insulin sehingga berpotensi menimbulkan kasus diabetes.

Sumber Mitos vs Fakta, PASPI 2017

 

Sumber: Sawitindonesia.com