Pekebun umumnya hanya perlu menyisihkan 10-20 persen dari total modal investasinya untuk membeli benih sawit saat akan membangun kebun sawit. Namun jika tidak benar-benar mengunakan benih yang unggul dan bermutu maka pengeluaran yang kecil itu bisa berakibat merugikan investasi secara menyeluruh bagi si pekebun.
Ironisnya, di berbagai wilayah pengembangan sawit, banyak pekebun yang terlanjur mengunakan benih ilegal tidak bemutu. Alasanya karena benih itu ditawarkan dengan harga murah atau untuk memperolehnya cukup gampang. Namun, pekebun di kemudian hari hanya bisa menyesali keputusannya setelah mendapati produktivitas pertanamannya rendah. Produktivitas kebun tidak lebihdari 10 ton/TBS/Ha/tahun meskipun tanamannya sudah berumur 10 tahun atau bahkan tidak berbuah sama sekali.
Seorang petani mengaku hanya mengelurkan uang sebesar Rp. 200.000,00 untuk membeli kecambah asalan yang dijual seharga Rp. 1.000,00 per kecambah (asumsi per Ha dibutuhkan kecambah sebanyak 200 butir). Namun hingga tahun ke-10 produksi tanamannya hanya 8 ton TBS/Ha/Tahun. Jika harga jual TBS di tingkat petani adalah Rp. 1.000,00/Kg maka per hektar hanya akan memperoleh penghasilan hanya sebesar Rp. 8.000.000,00.
Sumber: Hendra Halomoan Sipayung, Tony Liwang
Sumber: Sawitindonesia.com