Melewati pekan II Mei 2021, harga rata-rata minyak kelapa sawit mentah (crude palm oil/CPO) pada CIF Rotterdam basis tercatat menguat hingga 155 persen dari yang sebelumnya US$508 per MT atau setara dengan Rp7.391.100 (kurs Rp14.200) menjadi US$1.298 per MT atau setara dengan Rp18.431.600 per MT (kurs Rp14.200) dibandingkan periode yang sama secara y-o-y.
Jika dibandingkan pekan lalu, average price yang tercatat tersebut menguat 2,85 persen dari yang sebelumnya sebesar US$1.262 per MT atau setara dengan Rp17.920.400 per MT (kurs Rp14.200). Meskipun penyebaran pandemi Covid-19 masih masif di Indonesia, harga rata-rata CPO tersebut berada jauh di atas level harga potensial yang sebesar US$700 per MT. Tidak hanya itu, harga CPO saat ini juga membawa harapan baru terhadap harga tandan buah segar (TBS) di tingkat petani.
Kenaikan harga CPO turut dipengaruhi oleh kenaikan harga minyak kedelai sebagai kompetitor terbesar CPO. Selain itu, Malaysia sebagai produsen CPO terbesar kedua di dunia, tengah kesulitan menghadapi masa panen karena kurangnya tenaga kerja pada operasional perkebunan. Kondisi ini berdampak pada ketatnya pasokan di negara-negara produsen sehingga turut mengangkat harga CPO.
Direktur Eksekutif GIMNI, Sahat Sinaga mengatakan, kenaikan harga CPO juga dipengaruhi kondisi dan situasi dalam negeri yakni terkait PMK Nomor 191/PMK.05/2020 tentang tarif pungutan ekspor sawit yang dikelola BPDPKS. Dengan PMK tersebut, industri hilir sawit nasional tumbuh positif sehingga daya saing produk hilir di pasar ekspor terus membaik. “Regulasi ini mendukung kebijakan hilirisasi sawit,” ujar Sahat.
Berdasarkan data Bank Dunia, rata-rata harga CPO dunia pada kuartal I-2021 mencapai US$1.014 per ton, naik 10,46 persen dibandingkan rata-rata kuartal IV-2020 yang sebesar US$918 per ton atau naik 39,86 persen dari rata-rata kuartal I-2020 yang sebesar US$725 per ton. Bank Dunia memperkirakan, rata-rata harga CPO sepanjang 2021 mencapai US$975 per ton atau naik 29,65 persen dari rata-rata sepanjang 2020 yang sebesar US$752 per ton.
Lebih lanjut Sahat mengatakan kenaikan harga CPO di pasar global akan berlangsung dalam jangka panjang. “Saya optimistis harga CPO tahun ini berada di posisi atas dan bisa booming lagi seperti 2011,” pungkasnya.
Sumber: Wartaekonomi.co.id