Limbah sawit cair dari 1599 perusahaan di Indonesia selama ini belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal, potensi besar dimiliki limbah tersebut salah satunya sebagai sumber bahan bakar energi terbarukan.
Fakta inilah yang mencoba diurai mahasiswa UGM yang tergabung dalam tim Green Energy. Para mahasiswa ini berusaha memanfaatkan limbah sawit cair untuk diolah menjadi gas hidrogen.
Salah satu anggota Green Energy UGM, Cahaya Prautama kepada wartawan Rabu (15/11/2017) mengungkap pemanfaatan mikroba endemik yang terdapat di sekitar area industri sawit. Mikroba tersebut menurut Cahaya digunakan sebagai bahan fermentasi yang hasilnya menjadi gas hidrogen.
Gas hidrogen yang dihasilkan melalui proses fermentasi tersebut menurut Cahaya bisa dipanen menggunakan Gas Chromatography untuk proses pemisahan gas hidrogen dengan gas lain. “Kami telah melakukan ujicoba di lab selama enam bulan dan didapatkan bahwa daya bakarnya 2.75 kali lebih besar dibandingkan minyak bumi atau hidrokarbon,” sambung mahasiswa Departemen Mikrobiologi, Fakultas Pertanian ini.
Sedikitnya ada sekitar 1.599 perusahaan sawit yang ada di Indonesia. Namun begitu limbah sawit cair berupa Palm Oil Mill Effluent (POME) belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal sekitar 27 % dari total limbah tersebut potensial untuk dijadikan sebagai bahan bakar energi terbarukan.
Enam orang Mahasiswa UGM yang tergabung dalam Tim Green Energy mencoba memanfaatkan limbah sawit cair ini untuk diolah menjadi gas hidrogen. Dengan memanfaatkan mikroba endemik yang ada di sekitar areal industri sawit, mereka berhasil mengolah limbah tersebut menjadi hidrogen melalui proses fermentasi.
“Kita menggunakan mikrobia yang potensial mengolah limbah sait ini menjadi Hidrogen,” kata Cahaya Prautama salah satu anggota tim saat menyampaikan hasil penelitin kepada wartawan di Kampus UGM, Rabu (15/11/2017).
Salah satu anggota tim Fano Alfian, menambahkan ia bersama dengan rekan-rekannya tengah mendirikan perusahaan startup untuk pengembangan lebih lanjut. Para mahasiswa ini berencana menawarkan penelitian pada perusahaan industri sawit untuk menganalisis produksi gas hidrogen dari pabrik sawit.
“Tapi tidak menutup kemungkinan kita pun akan membangun sebuah industri kecil untuk produksi hidrogen. Namun ini masih rencana kedepan menunggu mana yang lebih baik,” ungkap mahasiswa Teknik Industri angkatan 2014 ini.
Hasil karya mahasiswa UGM ini mendapatkan penghargaan juara pertama kategori riset unggulan berbasis kewirausahaan Universitas Teuku Umar Awards (UTU Awards) 2017. Penyerahan penghargaan dilaksanakan 11 November lalu di Meulaboh Aceh Barat. (Fxh)
Sumber: Krjogja.com