Lantaran memiliki areal yang luas dan berada di lokasi remote area, maka ada cara untuk terus menanamkan semnagat dengan melakukan perbaikan berkelanjutan di perkebunan kelapa sawit, dikatakan Ketua Indonesia Planters Society (IPS), Zulham S Koto, salah satunya dengan menggunakan Manajemen Kinerja Warna.
Misalnya, Warna Hijau, artinya memberikan warna hijau pada kegiatan kerja atau blok atau TK bila semua kinerjanya sudah masuk atau melebihi standar. Contoh : Pekerjaan PANEN diberikan warna HIJAU bila tidak ada TBS tertinggal di pohon, piringan dan TPH, demikian juga dengan brondolannya, dan seterusnya.
Lantas, Warna Kuning, artinya memberikan warna KUNING pada kegiatan kerja bila masih ada hasil perkerjaan yang diluar standar. Contoh : Pekerjaan PANEN, akan mendapatkan warna kuning bila masih ada tangkai panjang, buah mentah, meskipun sudah tidak ada brondolan tertinggal atau TBS matang tidak dipanen.
“Kemudian Warna Merah, Berikan warna MERAH bila lebih dari 40% standar kerja PANEN tidak tercapai atau dibawah standar,” catat Zulham.
Dengan demikian sejatinya, lebih lanjut kata Zulham, tugas Planter adalah mengelola ketiga warna tersebut setiap harinya untuk semua kegiatan kerja dan kinerja TK yang menjadi tanggung jawab kita. “Jadikan semuanya menjadi hijau sesegera mungkin, warna kuning segera hijaukan, warna merah segera kuningkan dan kemudian hijaukan,” katanya.
Bila manajemen warna ini diterapkan sehari-hari di tempat kerja, di departemen manapun kita berkarir maka kita telah menerapkan SEMANGAT dan PERILAKU Perbaikan Berkelanjutan. “Sudahkah dominan warna hijau blok kita? Pabrik Kita? Karyawan Kita?” tandas Zulham.
Sumber: Infosawit.com