Bekerja dibidang perkebunan kelapa sawit berbeda dengan bekerja dibidang usaha lain. Perkebunan kelapa sawit mempunyai karakteristik sendiri yang membedakan dengan bidang usaha lain. Areal yang luas, tantangan alam yang beragam, lingkungan kerja yang jauh dari kota, mengelola begitu banyak orang dengan beragam karakter, target dari manajemen yang harus diamankan membuat seorang planter harus mempunyai jiwa planter.
Planter dituntut bekerja keras, berkomunikasi dengan efektif, ingin tahu, inisiatif, kreatif, konsentrasi dalam melaksanakan tugasnya, menyukai tantangan, bertanggungjawab, bisa bekerja dibawah tekanan agar bisa berhasil.
Namun pada praktek dilapangan ternyata kemampuan sendiri saja tidak cukup, kegagalan dalam pencapaian target bisa terjadi karena masing-masing individu (planter) didalam perusahaan tidak bisa berkolaborasi satu sama lain, masing-masing membawa egonya sendiri. Padahal proses pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) ini berlangsung cukup panjang. Proses ini mulai dari pembibitan, penyiapan lahan, penanaman, pemeliharaan TBM, pemeliharaan TM, panen, pengangkutan TBS sampai TBS diolah di pabrik menjadi minyak dan inti sawit. Proses ini dilakukan oleh kelompok-kelompok kerja/tim yang tugas dan kewajibannya berbeda-beda, tetapi saling berhubungan.
Misalnya keberhasilan bagian panen/produksi ditentukan oleh kelancaran transport, bagian tranport sendiri agar bisa beroperasi secara maksimal harus mendapat dukungan dari bagian bengkel/workshop.
Dalam ruang lingkup yang lebih luas, manajemen kebun dan PKS (Pabrik Kelapa Sawit) harus bisa bersinergi untuk mencapai target secara keseluruhan. Kebun harus menghasilkan/mengirimkan TBS dengan mutu yang baik agar pada saat TBS tersebut diolah oleh PKS bisa diperoleh OER (Oil Extraction Rate) yang maksimal.
Sumber: Infosawit.com