Indonesia aktif melobi India supaya ekspor sawit tetap aman. Panasnya hubungan politik India-Malaysia, apakah menguntungkan ekspor sawit Indonesia?

Terbang delapan jam lamanya dari Jakarta ke Mumbai. Delegasi Indonesia yang berasal dari perwakilan swasta dan pemerintah menghadiri Forum Bisnis Indonesia-India dan Konferensi Globoil India di Mumbai, India. Kegiatan rutin tahunan ini menjadi sangat penting dalam rangka melobi kebijakan perdagangan India.

“Kita perlu hadir dalam konferensi ini. Jika tidak, bisa disalip Malaysia. Mereka (India) sangat concern dengan kehadiran Indonesia dan Malaysia. Makanya, Ibu Musdhalifah (red-Deputi Menko Perekonomian RI Bidang Pangan dan Pertanian) datang sekaligus menjadi pembicara,” ujar Kanya Lakshmi, Sekjen Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI). Dalam Konferensi Globoil India 2019 memberikan sesi khusus bagi Musdhalifah Machmud, Deputi Menko Perekonomian RI, dan Teresa Kok, Menteri Industri Utama Malaysia.

Forum Bisnis Indonesia-India berjalan efektif. Hampir lima jam lamanya, delegasi Indonesia memberikan update terkini industri sawit di Indonesia.  Kegiatan ini dihadiri Duta Besar RI untuk India, Sidharto Suryodipuro, Darmono Taniwiryono (Wakil Ketua DMSI),  Joko Supriyono (Ketua Umum GAPKI), Atul Chaturvedi (President Solvent Extractors India), Rusman Heriawan (Ketua Dewan Pengawas BPDP-KS), Hary Hanawi (Wakil Ketua Umum APROBI), dan Kanya Lakshmi (Sekjen GAPKI).

Sidharto Suryodipuro, Dubes Indonesia untuk India menjelaskan bahwa forum ini sangatlah penting dalam rangka memberikan informasi dan imej positif kelapa sawit kepada masyarakat India. Apalagi, produk kelapa sawit menghadapi kampanye negatif seperti label palm oil free di negara Eropa. “Melalui forum ini, konsumen di India dapat diberikan informasi untuk memilih minyak sawit sebagai edible oil yang menyehatkan,” jelasnya dalam pembukaan forum tersebut yang dihadiri redaksi Majalah Sawit Indonesia.

Ia menambahkan forum bisnis ini dapat membangun hubungan baik antara pelaku usaha Indonesia dan India dalam rangka melakukan kampanye positif sawit dari aspek kesehatan, keberlanjutan (sustainability) serta kemampuan sawit dalam memberikan kesejahteraan bagi masyarakat.

India adalah pengguna minyak sawit terbesar di dunia. Kebutuhan setahun diperkirakan mencapai 9 juta ton. Pangsa pasar India sekitar 16% dari perdagangan sawit dunia.Pada 2018, konsumsi minyak nabati India yang menggunakan minyak sawit sekitar 37 persen atau 8,8 juta ton. Sama seperti Indonesia, masyarakat India menggunakan minyak sawit untuk kehidupan sehari-hari mereka.

Joko Supriyono, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), sangat optimis Indonesia dapat merebut kembali pasar minyak sawit di India. Pasalnya, kebijakan pemerintah India yang memberikan perlakuan sama kepada Indonesia dan India terkait revisi tarif bea masuk produk sawit dan turunannya.“Dalam forum ini, saya mengucapkan terima kasih kepada pemerintah India dan kolega saya BV Mehta dari SEA India. Kebijakan merevisi bea masuk dapat meningkatkan kinerja ekspor Indonesia pada tahun ini maupun 2020 mendatang,” ujar Joko.

 

Sumber: Sawitindonesia.com