Jambi, investor.id – PT Nusantara Green Energy membangun Pabrik  Minyak Sawit Tanpa Uap ( PMTU) di Batanghari, Jambi, guna menghasilkan minyak sawit berkualitas Premium Palm Oil (PPO).

Direktur Utama PT Nusantara Green Energy Sahat Sinaga mengatakan, pihaknya telah mengaplikasikan teknologi  bernama PMTU atau Pabrik Minyak Sawit Tanpa Uap. “Teknologi ini dikenal dengan istilah SPOT & IRU, Steamless Palm Oil Technology & Impurities Removal Unit, yang diaplikasikan dalam pengolahan TBS (Tandan Buah Segar) sawit menjadi PPO. PPO juga disebut  secara umum Minyak Makan Sehat,” katanya pada Selasa 2 Agustus 2022.

PPO ini mempunya kualitas yang lebih prima dibandingkan dengan minyak sawit konvensional atau Crude Palm Oil (CPO).

 

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan melakukan peletakan batu pertama pembangunan pabrik PMTU di Batang Hari Jambi, Selasa (2/8/2022). (Foto: Antara)

Sahat Sinaga menjelaskan, produk tersebut mempunyai kandungan nutrisi lebih tinggi. Ini seperti carotenoids, total vitamin E and squalene yang utuh, yang jumlahnya lebih banyak dan stabil (tahan terhadap oksidasi).

Pembangunan pabrik sawit berteknologi SPOT & IRU, lanjut dia, akan melibatkan koperasi petani sawit untuk mendukung pasokan bahan baku buah sawit setiap harinya. Pembangunan pilot-plant ini diperkirakan  perlu waktu 8 bulan, mulai dari Agustus 2022 sampai April 2023 atau paling lambat sudah beroperasi September 2023.

“Setelah siap beroperasi dan  hasilnya optimal, baru akan dibentuk perusahaan baru, joint venture Koperasi Petani Sawit sekitar SPOT & IRU (cakupan  areal kebun sawit sekitar 3.500 ha) dengan  PT NGE, bergabung jadi suatu  entitas,” paparnya.

Sahat mengatakan, dari skema joint venture inilah akan dijalankan kegiatan operasional pabrik penghasil PPO dan perhitungannya, emisi karbon dari usaha bersama akan bisa diturunkan minimal 95%. Ini dari level 1,3 ton CO2 eq/ton minyak sawit menjadi 0,06 ton CO2 eq/ton minyak sawit.

Mendag Sambut Baik
Terkait hal tersebut, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyambut baik kehadiran pabrik sawit berteknologi SPOT & IRU di Batanghari, Jambi. Kehadiran pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan minyak sawit dalam negeri.

“Pabrik ini dari  TBS  diolah menjadi minyak merah. Investasinya murah, hanya Rp 20 miliar kira-kira kalau (dengan kapasitas) 10 ton,” kata Mendag.

Dengan adanya pabrik minyak merah tersebut, dia berharap Provinsi Jambi tidak perlu membeli minyak dari pulau Jawa.

“Minyak merah ini yang vitaminnya masih utuh. Hanya saja bagaimana upaya agar masyarakat menerima minyak merah itu, yang lebih baik, cuma hasil masakannya tidak kinclong, tidak bening seperti minyak goreng pada umumnya. Tapi, vitaminnya tinggi,” katanya.

Kegiatan peletakan batu pertama pabrik sawit berteknologi SPOT & IRU ini dihadiri Komisaris Utama PT NGE Prof Bambang Brodjonegoro, Gubernur Jambi Al Haris, Bupati Batanghari Muhammad Fadhil Arief, dan Prof KH Said Aqil Siradj.

 

Sumber: Investor.id