Jakarta Mulai hari ini, pemerintah melalui PT Pertamina (Persero) resmi menyalurkan campuran sawit ke solar atau B20 di berbagai SPBU. Sehingga semua kendaraan yang berbahan bakar Solar, bisa menggunakan B20.

Dalam rangka memaksimalkan penggunaan B20 di kalangan masyarakat, pemerintah diminta lebih gencar melakukan sosialisasi mengenai manfaat dan arti penting penggunaan B20 tersebut.

“Khusus utk B20, pemerintah harus lebih intens lagi berkomunikasi dengan para konsumennya. Mengingat beberapa konsumen utama, seperti Organda, masih meragukan kredibilitas dan kualitas dari B20 tersebut,” kata Direktur Eksekutif Economic Action (ECONACT) Indonesia Ronny P Sasmita kepada Liputan6.com, Sabtu (1/9/2018).

Menurut Ronny, upaya mengurangi impor BBM dengan substitusi BBM berupa B20 harus dilakukan secara matang, bukan sekedar kebijakan reaktif.

Jadi harus berorientasi jangka panjang untuk menyeimbangkan neraca dagang RI saat ini. “Bahkan harus diikuti dengan langkah strategis untuk menggenjot ekspor,” tegasnya.

Mengenai siapa saja yang harus menggunakan B20 ini, Ronny berpendapat pemerintah tidak bisa mewajibkannya. Karena keputusan penggunaannya tetap menjadi hak para konsumen itu sendiri.

Yang bisa dilakukan pemerintah saat ini adalah dengan mengurangi supply BBM jenis awal dan menambah supply B20.

“Lalu melakukan campaign dan sosialisasi yang etis, dengan pesan utama untuk memperbaiki kondisi perekonomian nasional alias nasionalisme ekonomi,” pungkas dia.

 

Sumber: Liputan6.com