Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pengembangan kelapa sawit bukan hanya ke negara-negara maju saja, melainkan ke negara-negara berkembang. Hal ini sesuai dengan amanat Presiden Joko Widodo (Jokowi).
“Presiden sebetulnya, mengarahkan kalau mau berkembang dan berkelanjutan jangan hanya bertahan di pasar yang sama. Memulai, pasar atau market yang baru,” kata Darmin di sela-sela acara International Conference on Oil Palm and the Environment (ICOPE) 2018 di Bali, Rabu (25/4).
Menurutnya, negara-negara berkembang (emerging market) menjadi sasaran pemerintah karena penduduknya yang besar dan pendapatannya lumayan, juga pertumbuhan kebutuhannya lebih tinggi.
“Langkahnya memang kita lakukan itu, Jadi itu peran Kementerian Perdagangan dan pemerintah secara umum, dengan membuat pembicaraan secara bilateral dengan beberapa Negara di Afrika dan di Asia yang memang penduduknya mungkin 50 atau 70 juta dan peminatnya tinggi,” imbuhnya.
Terkait kampanye negatif minyak kel0apa sawit (crude palm oil/CPO) oleh Uni Eropa, Darmin menilai hal itu bukan hal baru dan sudah dilakukan sejak lama. Sehingga, pemerintah akan terus melakukan upaya agar Uni Eropa mencabut kampanye negatif tersebut.
“Ancaman itu sudah lama, jadi tidak baru. Jadi kita mulai, dari cara yang menyakinkan sampai dengan ha-hal yang bisa dirundingkan dengan cara baik-baik dan berjalan bagus. Tapi, kalau tidak kita akan ambil jalan bargaining yang lebih keras,” tutupnya.
Sumber: Merdeka.com